Would You Marry Me Episode 1 Recap & Review

Would You Marry Me Episode 1

Would You Marry Me Episode 1 dibuka dengan suasana panas di ruang presentasi. Yoo Me-ri, seorang desainer iklan produk, tengah mempresentasikan konsep desain untuk ajang 2025 Blue Crab Festival. Namun, alih-alih mendapat apresiasi, ia justru diperlakukan merendahkan oleh panel penilai yang semuanya laki-laki.

Salah satu juri melontarkan lelucon seksis, dan yang lainnya ikut menertawakan. Me-ri memilih “berpura-pura tidak mengerti” dan meminta mereka menjelaskan maksudnya—yang langsung membuat suasana memanas. Perdebatan berujung pertengkaran, dan Me-ri memutuskan menarik studio miliknya, Merry Design Studio, dari proses pitching.

Dalam perjalanan pulang, Me-ri mengabari satu-satunya staf yang juga merangkap asistennya, Shin Song-hee. Dari obrolan mereka, tergambar jelas bahwa studio kecil itu sedang kesulitan finansial. Sewa bulan depan saja belum ada kepastian. Meski begitu, Me-ri tetap meyakinkan Song-hee bahwa ia akan menemukan solusi.

Kehidupan Pribadi yang Tidak Lebih Baik

Setelah menjalani hari buruk, Me-ri mampir ke mal untuk mengambil cincin pernikahan dan menyelesaikan urusan hotel serta bulan madu. Ia mengirim pesan pada tunangannya, Kim Woo-ju, yang ternyata sedang berciuman dengan wanita lain bernama Jenny. Saat Me-ri menanyakan keberadaannya, Woo-ju berbohong bahwa ia masih lembur.

Sesampainya di rumah baru mereka, Me-ri menata barang sambil berbicara dengan ibunya—yang ternyata memberikan pinjaman besar demi tempat tinggal itu. Di tengah membereskan rumah, ia menginjak anting asing yang bukan miliknya. Rambut panjang di bantal menambah kecurigaannya.

Setelah menelusuri media sosial Woo-ju, Me-ri menemukan identitas selingkuhannya dengan cepat. Konfrontasi pun terjadi. Woo-ju berusaha meremehkan hubungannya dengan Jenny, mengklaim bahwa semuanya sudah berakhir. Namun pesan masuk dari Jenny yang menunggu dirinya berkata lain. Pertengkaran berujung putus di tempat umum—lengkap dengan segelas kopi dingin yang mendarat di wajah Woo-ju.

Masalah Baru Setelah Perceraian

Di sisi lain, ada Kim Woo-joo (ejaan nyaris sama, orang berbeda), cucu keluarga chaebol pemilik jaringan bakery terbesar di Korea, Myungsoondang. Dalam penerbangan dari New York ke Incheon, ia menolak permintaan seorang penumpang untuk bertukar kursi. Keputusan itu ternyata tepat, karena ia mendengar sang penumpang berniat memanfaatkan ibunya yang sudah tua untuk mengalihkan sertifikat tanah.

Sesampainya di Korea, Woo-joo berniat mengambil liburan sebulan sebelum kembali ke rumah neneknya.

Sementara itu, pernikahan Me-ri dan Woo-ju yang sudah lebih dulu terdaftar resmi justru mempercepat proses perceraian. Satu bulan kemudian, perceraian mereka disetujui. Me-ri mengurus akta cerai sendiri karena Woo-ju sudah kabur berlibur bersama Jenny.

Kehidupan Me-ri makin berat ketika ia ditipu dalam kasus sewa rumah. Ternyata, agen properti memakai orang lain untuk berpura-pura menjadi pemilik rumah. Ia diberi tenggat seminggu untuk pindah dan hanya bisa mendapatkan kembali deposit besar itu melalui jalur hukum. Me-ri yang tidak punya tempat bergantung mencoba menghubungi mantan tunangannya, tapi lagi-lagi diabaikan.

Dalam keadaan mabuk sepulang minum, Me-ri tersandung masalah lain: ia menabrak mobil seseorang—yang ternyata adalah Woo-joo, bukan Woo-ju. Karena nama yang mirip, Me-ri mengira ia bertemu kembali dengan mantan tunangannya dan malah memukul Woo-joo. Insiden itu berakhir sangat memalukan, terutama ketika ia menyangka kaktus sebagai kursi dan… duduk begitu saja hingga harus dibawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit, dokter Yoon Jin-gyeong (yang diam-diam menyukai Woo-joo) mencabut duri kaktus dari pantat Me-ri. Usai pengobatan, Woo-joo menyusul Me-ri yang kabur terpincang-pincang lalu mengantar pulang.

Keberuntungan Datang Bersama Syarat Berat

Di tempat lain, perusahaan raksasa Beaute Department Store mengadakan undian rumah untuk pasangan pengantin baru. Namun acara itu sebenarnya sudah diatur agar hadiah diberikan kepada pihak tertentu. CEO Lee Sung-woo sudah menyiapkan kertas undian berlipat khusus agar mudah dikenali. Sayangnya, kertas itu terjatuh kembali ke kotak undian dan bercampur dengan surat milik Me-ri yang dilipat dengan cara sama.

Keberuntungan berpihak pada Me-ri: ia dinyatakan sebagai pemenang. Namun untuk mengklaim rumah tersebut, ia harus melampirkan dokumen pernikahan. Me-ri yang belum mengurus berkas perceraian pun masih tercatat sebagai istri sah… Woo-ju.

Masalah muncul ketika pihak Beaute mengetahui bahwa “suami” Me-ri sedang berada di luar negeri. Mereka menambahkan syarat: kedua pasangan harus hadir pada acara penyerahan hadiah sekaligus bersedia tampil untuk keperluan publikasi. Woo-ju memblokir semua panggilan Me-ri, membuatnya putus asa.

Saat itulah pesan dari Woo-joo masuk—menanyakan apakah ia sudah memeriksakan tangannya setelah kecelakaan. Sebuah ide nekat muncul.

Episode berakhir ketika Me-ri menemui Woo-joo. Dengan wajah serius, ia bertanya:

“Bisakah kamu menjadi suamiku?”

Review Episode 1

Would You Marry Me Episode 1 benar-benar memulai drama dengan penuh kekacauan yang menyenangkan. Konfliknya cepat, karakter langsung terasa hidup, dan nasib Me-ri yang bertubi-tubi sial membuat penonton ikut tegang sekaligus simpatik.

Rumah yang ia menangkan seperti berkah—tapi sekaligus masalah besar. Di sisi lain, Woo-joo menjadi “korban sampingan” hanya karena berbagi nama dengan mantan pacar toksik Me-ri. Dinamika mereka terasa segar dan menggelitik.

Sementara itu, sang mantan justru bersenang-senang dengan kekasih barunya—sebuah situasi yang terlalu sering terjadi dalam drama maupun dunia nyata. Namun Would You Marry Me menyajikannya dengan gaya baru yang lebih komedik dan energik.

Episode pertama ini berhasil menyiapkan fondasi rom-com yang menarik, penuh salah paham, dan peluang hubungan yang tidak terduga.


Recommended for You

About the Author: masasha

Penyuka drama Korea, film, dan serial lainnya. Mengelola web ini sejak 2012 sampai saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *