The Price of Confession Episode 7 membawa cerita ke tingkat yang jauh lebih gelap dan menegangkan. Episode ini tidak hanya dipenuhi ketegangan psikologis, tetapi juga menghadirkan twist besar yang mengubah persepsi penonton terhadap Yun-su dan seluruh kasus Se-hun.
Apa yang selama ini diyakini sebagai pembunuhan, perlahan terbuka sebagai rangkaian kebohongan, manipulasi, dan tragedi yang lebih rumit dari dugaan awal.
Artikel ini akan membahas recap lengkap Episode 7 sekaligus review mendalam tentang perkembangan karakter, kejutan cerita, dan arah misteri yang semakin kompleks.
Awal Episode: Jejak Kematian Se-hun
The Price of Confession Episode 7 dibuka dengan adegan mencekam. Seseorang terlihat mengambil foto jasad Se-hun yang tampak sudah tidak bernyawa. Setelah itu, tubuh tersebut diseret dan dipindahkan ke tempat lain. Adegan ini langsung menanamkan rasa tidak nyaman dan tanda tanya besar: siapa yang sebenarnya mengendalikan situasi ini?
Sementara itu, Yun-su terlihat tergesa-gesa pulang ke rumah dengan sepeda. Ia begitu panik hingga menerobos lampu merah dan bahkan hampir celaka setelah menabrak sebuah truk. Tujuannya satu: ia harus tiba di rumah sebelum Bae Sun-deok datang untuk memasangkan gelang kaki elektronik yang baru.
Kepanikan Yun-su terasa sangat nyata. Waktu seolah menjadi musuh terbesarnya.
Kedatangan Sun-deok dan Kebohongan Yun-su
Sun-deok akhirnya tiba di rumah Yun-su. Beberapa saat kemudian, Yun-su membuka pintu dan berpura-pura baru bangun tidur. Ia beralasan bahwa dirinya sedang mandi dan tertidur tanpa sadar.
Dengan wajah tenang, Yun-su menyusun kebohongan demi kebohongan. Ia mengaku sempat keluar rumah untuk membeli bohlam lampu, terjatuh, dan gelang kakinya rusak akibat insiden tersebut. Sun-deok sempat merasa ada yang janggal. Ia melihat ada air merembes dari pintu belakang dan telepon rumah yang terlepas dari gagangnya.
Namun, kecurigaan itu tidak berkembang lebih jauh. Sun-deok akhirnya mempercayai Yun-su dan memasangkan gelang kaki baru. Setelah petugas itu pergi, Yun-su langsung membakar pakaian yang dikenakannya pada malam kejadian, menghapus sisa-sisa bukti yang mungkin tersisa.
Adegan ini menegaskan satu hal: Yun-su kini hidup dalam kepura-puraan yang rapuh, di mana satu kesalahan kecil saja bisa menghancurkan segalanya.
Mo Eun dan Surat Misterius di Penjara
Keesokan harinya, cerita berpindah ke Mo Eun di dalam penjara. Ia menerima sepucuk surat yang disampaikan melalui Jin Young-in. Di dalam surat tersebut, Mo Eun menemukan sebuah foto—foto jasad Se-hun yang sudah meninggal.
Reaksinya sangat ekstrem. Sebelum Young-in sempat melihat isi surat itu, Mo Eun dengan cepat merobek foto tersebut dan bahkan menelannya. Tindakan ini menunjukkan betapa berbahayanya informasi tersebut jika jatuh ke tangan orang lain.
Saat kembali ke sel, Mo Eun diperkenalkan dengan seorang tahanan baru bernama Hui-yeong. Gadis ini masih sangat muda, tetapi auranya terasa berbeda, seolah menyimpan masa lalu kelam yang belum terungkap.
Laporan Orang Hilang dan Penyelidikan Polisi
Di sisi lain, kakek Se-hun, Tuan Ko, datang ke kantor polisi untuk melaporkan cucunya menghilang. Ia menerima pesan singkat dari ponsel Se-hun yang mengatakan bahwa sang cucu akan pergi dan tidak akan kembali. Namun, insting sang kakek mengatakan bahwa pesan itu bukan ditulis oleh Se-hun sendiri.
Detektif Ryu dan Dong-hun mulai menyelidiki kasus ini. Mereka menemukan bahwa ponsel Se-hun saat ini berada di luar kota, memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Dong-hun kemudian menemui Sun-deok dan menanyakan aktivitas Yun-su selama beberapa hari terakhir. Namun, Sun-deok menolak memberikan informasi apa pun tanpa prosedur resmi. Hal ini membuat penyelidikan berjalan lebih lambat, sementara ketegangan terus meningkat.
Kilas Balik: Pesan Palsu dan Jejak yang Tertinggal
Sebuah kilas balik memperlihatkan kebenaran di balik pesan misterius itu. Yun-su ternyata yang mengirim pesan dari ponsel Se-hun. Setelahnya, ia melempar ponsel tersebut ke dalam sebuah truk yang melintas, menciptakan ilusi bahwa Se-hun pergi jauh.
Di masa kini, Yun-su kembali melewati rumah itu. Di dalamnya, noda darah masih terlihat jelas. Terungkap bahwa jasad Se-hun disembunyikan di dalam sebuah freezer. Namun tanpa disadari, Yun-su menjatuhkan beberapa helai rambutnya di dekat bercak darah—sebuah kesalahan kecil yang berpotensi menjadi bukti fatal.
Mo Eun, Hui-yeong, dan Upaya Bunuh Diri
Para tahanan, termasuk Mo Eun, menyaksikan berita tentang hilangnya Se-hun melalui televisi di dalam sel. Malam itu, Mo Eun melakukan tindakan nekat. Ia menelan semua obat yang selama ini dikumpulkannya.
Dalam kondisi setengah sadar, Hui-yeong mengungkap sesuatu yang mengejutkan. Ia mengatakan bahwa dirinya mengenal pasangan dokter gigi yang dibunuh Mo Eun, dan ia merasa lega karena mereka sudah mati. Pengakuan ini mengisyaratkan adanya keterkaitan antara Hui-yeong dan masa lalu kelam Mo Eun.
Kondisi Mo Eun semakin memburuk hingga akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit. Dalam keadaan kritis, kilasan ingatan masa lalunya muncul—tentang seorang gadis kecil bernama So-mang. Adegan terakhir dari kilas balik itu sangat menghantui: Mo Eun membakar sebuah mobil dengan So-mang di dalamnya, sambil meminta maaf.
Yun-su Mengunjungi Mo Eun dan Kebenaran Terungkap
Melihat berita bahwa Mo Eun dirawat di rumah sakit, Yun-su datang menjenguknya dengan menyamar sebagai seorang dokter. Ini merupakan bagian dari kesepakatan terakhir mereka: Yun-su harus menceritakan secara detail bagaimana Se-hun meninggal.
Yun-su mulai menjelaskan bagaimana ia membunuh Se-hun. Namun Mo Eun tidak mudah percaya. Ia merasa ada yang tidak cocok dengan cerita tersebut. Mo Eun kemudian mengingat foto jasad Se-hun yang ia terima sebelumnya—foto yang sangat berbeda dengan gambar yang kini ditunjukkan Yun-su.
Di sinilah kebenaran akhirnya terungkap.
Twist Besar: Yun-su Tidak Pernah Membunuh Se-hun
Yun-su mengakui bahwa dirinya tidak sanggup menikam Se-hun. Ia membangunkan anak itu dan meyakinkannya untuk berpura-pura mati demi foto-foto tersebut. Se-hun setuju dan bahkan berencana bersembunyi di ruang bawah tanah rumah itu.
Yun-su meminta waktu satu minggu untuk “membereskan semuanya”. Namun di masa kini, Yun-su mengakui bahwa meskipun ia gagal membunuh Se-hun, ia tetap berniat membuatnya menderita atas semua kejahatan yang telah ia lakukan.
Sayangnya, semua itu sudah terlambat.
Berkat foto kedua yang diterimanya, Mo Eun tahu bahwa Se-hun benar-benar telah mati—dibunuh oleh orang lain.
Episode ini ditutup dengan adegan mengerikan: Tuan Ko menemukan jasad cucunya di dalam freezer di ruang bawah tanah rumah orang tua Se-hun.
Review Episode 7: Ketegangan, Manipulasi, dan Misteri Baru
Episode 7 jelas menjadi titik balik penting dalam The Price of Confession. Sepanjang episode, penonton dibuat tegang oleh usaha Yun-su menutupi jejak dan mempertahankan kebohongannya. Setiap adegan dipenuhi perasaan bahwa kebenaran bisa terbongkar kapan saja.
Namun, twist di akhir episode benar-benar mengubah segalanya. Fakta bahwa Yun-su tidak membunuh Se-hun adalah kejutan besar yang dieksekusi dengan sangat rapi. Teknik “kebohongan melalui penghilangan informasi” digunakan secara efektif, membuat penonton baru memahami kebenaran sepenuhnya di akhir cerita.
Twist ini juga memperdalam karakter Yun-su. Ia bukan sosok yang sepenuhnya gelap. Ada batas moral yang tidak sanggup ia langgar, bahkan ketika keluarganya terancam. Namun, hal ini sekaligus membuka misteri baru: siapa sebenarnya pembunuh Se-hun?
Kehadiran Hui-yeong juga menambah lapisan cerita yang menarik. Hubungannya dengan masa lalu Mo Eun tampaknya akan menjadi kunci penting di episode-episode berikutnya.
Dengan kesepakatan antara Mo Eun dan Yun-su yang kini retak, pertanyaan terbesar pun muncul: apakah mereka akan kembali bekerja sama, atau justru menjadi musuh dalam permainan penuh kebohongan ini?




