The Price of Confession Episode 11 bergerak sebagai episode penutup sebelum final yang penuh ketegangan. Perlahan namun pasti, kepingan misteri yang selama ini tercecer mulai menemukan tempatnya. Di sisi lain, bahaya justru semakin nyata, terutama bagi Yun-su yang kini bukan hanya diburu hukum, tetapi juga dijebak oleh mereka yang seharusnya berdiri di sisi keadilan.
Yun-su dan Petunjuk dari Ponsel Ko Dong-uk
Episode 11 dibuka dengan Yun-su yang memeriksa foto-foto dirinya di ponsel Ko Dong-uk. Ia menyadari bahwa seseorang tampaknya mulai merasa terancam sejak dirinya keluar dari penjara. Foto-foto itu bukan sekadar dokumentasi biasa—ada kesan pengintaian yang disengaja, seolah keberadaannya terus diawasi oleh tangan tak terlihat.
Kecurigaan Yun-su semakin menguat saat ia menghadiri pameran lukisan mendiang suaminya, Ki-dae. Di sana, ia menemukan satu lukisan yang membuatnya terdiam: lukisan punggungnya sendiri. Namun bukan itu yang paling mengganggunya. Yun-su melihat ada sidik jari di lukisan tersebut—sidik jari yang sebelumnya tidak pernah ada.
Temuan kecil ini menjadi pemicu kecurigaan besar.
Pertemuan dengan Jin Young-in dan Kecurigaan yang Menguat
Di pameran itu, Yun-su bertemu dengan Jin Young-in, seorang profesor hukum yang mengajar di universitas. Young-in bersikap ramah dan menawarkan bantuan. Namun niat Yun-su untuk menerima bantuan tersebut runtuh ketika ia melihat sebuah video promosi universitas yang menampilkan Young-in bersama Ki-dae.
Momen itu mengubah segalanya.
Yun-su memilih pergi tanpa sepatah kata pun. Saat berjalan keluar, ia berpapasan dengan istri Young-in, Choi Su-yeon, yang tampak seperti mengenalinya. Tatapan Su-yeon memicu kilasan bayangan di benak Yun-su—ia tiba-tiba membayangkan Su-yeon sebagai sosok berjubah yang selama ini diam-diam menguntitnya.
Ketakutan dan kecurigaan kini menyatu.
Kilas Balik: Lukisan Plagiat dan Profesor Hukum
Yun-su kembali ke tempat latihan tinju dan mulai menghubungkan potongan-potongan yang selama ini terlewat. Ia bertanya-tanya, mengapa Young-in tidak pernah menyebutkan bahwa ia mengenal Ki-dae? Apakah mungkin Young-in terlibat dalam kematian Ki-dae dan sengaja mendekatinya sebagai pengacara Mo Eun?
Kecurigaan itu semakin kuat ketika Yun-su kembali ke pameran—momen inilah yang nantinya akan terlihat oleh Dong-hun melalui rekaman CCTV.
Di sana, Yun-su berbincang dengan Seo-won, yang mengonfirmasi bahwa Young-in adalah profesor hukum. Kilas balik memperlihatkan Ki-dae yang pernah bertengkar di telepon, meminta seseorang berhenti mengganggunya. Ia menyebut tentang seorang profesor hukum yang menyumbangkan lukisan hasil plagiat—lukisan Sokoboako yang kini tergantung di universitas.
Seo-won juga mengonfirmasi bahwa Ki-dae sangat tertekan karena masalah tersebut.
Video Pengakuan Yun-su dan Gerakan Diam-Diam Young-in
Setelah semua petunjuk itu, Yun-su merekam video pengakuan. Namun video ini bukan sekadar curahan perasaan—melainkan umpan.
Di sisi lain, Young-in dan istrinya mulai panik. Choi Su-yeon mendesak Young-in untuk memeriksa bukti-bukti yang disebutkan Yun-su dalam video, termasuk rekaman dashcam yang disebut-sebut bisa membongkar kebenaran.
Tanpa disadari Young-in, Yun-su kini sudah satu langkah lebih maju.
Penculikan Sop dan Ancaman dari Ko Dong-uk
Ketegangan meningkat saat Yun-su diam-diam menguntit Young-in. Namun sebelum sempat melakukan apa pun, ia menerima pesan mengejutkan dari Ko Dong-uk. Dong-uk mengaku telah menculik Sop, putri Yun-su.
Ia memerintahkan Yun-su datang ke sebuah rumah tua dengan pintu biru sebelum pukul enam sore.
Situasi berubah menjadi perlombaan waktu.
Mo Eun Kabur dari Rumah Sakit
Di rumah sakit, Mo Eun mendengar laporan tentang penculikan Sop. Tanpa ragu, ia melakukan tindakan ekstrem: membuka kembali lukanya sendiri dan meminta Hui-yeong membuatnya tampak seperti insiden bela diri.
Mo Eun kemudian dilarikan ke ruang operasi, namun justru melumpuhkan ahli anestesi, mencuri obat-obatan, dan kabur dengan menyamar sebagai staf rumah sakit. Di dalam taksi, ia menjahit lukanya sendiri—adegan yang memperlihatkan ketangguhan dan tekadnya.
Mo Eun kembali menjadi buronan, kali ini dengan pilihannya sendiri.
Polisi Mendekat, Kebenaran Semakin Dekat
Sementara itu, Dong-hun dan Detektif Ryu mendatangi rumah Ko Dong-uk dan menyadari bahwa ia membawa senjata api. Dong-hun membagikan kecurigaannya tentang Young-in kepada Jeong-gu.
Sun-deok kemudian mengungkap detail penting: Yun-su sempat meninggalkan sketsa seorang perempuan di mobilnya dan meminta agar sketsa itu dimasukkan ke dalam barang bukti. Ketika sketsa tersebut ditunjukkan, Jeong-gu langsung mengenali sosok itu sebagai Choi Su-yeon.
Mereka mulai menyadari bahwa video Yun-su mungkin sengaja dibuat untuk memancing Young-in.
Polisi akhirnya melacak mobil Dong-uk dan bergerak cepat menuju lokasi.
Konfrontasi di Rumah Tua: Senjata, Pengkhianatan, dan Pertarungan
Di rumah tua yang hampir roboh, Yun-su berhadapan langsung dengan Ko Dong-uk yang menodongkan pistol. Sop tertidur di ruangan sebelah.
Dong-uk yakin Yun-su adalah pembunuh Se-hun dan bahkan menunjukkan sebuah video yang memperlihatkan Yun-su menikamnya. Kilas balik mengungkap bahwa Young-in-lah yang selama ini mengirim foto-foto Yun-su kepada Dong-uk, memanipulasinya dari balik layar.
Ketika suara langkah mendekat, Dong-uk lengah. Ternyata Mo Eun telah tiba. Saat peluru Dong-uk habis, Mo Eun menerjangnya. Yun-su ikut bergabung, dan ketiganya terjatuh dari balkon lantai satu ke tanah.
Dong-uk pingsan. Yun-su dan Mo Eun membawa Sop dan melarikan diri.
Perpisahan Yun-su dan Sop
Saat polisi mendekat, Young-in—yang mengamati dari kejauhan—pergi dengan wajah kecewa karena Dong-uk gagal membunuh Yun-su.
Yun-su melihat Dong-hun mendekat. Dengan berat hati, ia memeluk Sop erat, mengucapkan perpisahan, dan berjanji akan kembali. Sop diserahkan kepada Dong-hun demi keselamatannya.
Yun-su dan Mo Eun kembali menjadi buronan.
Kisah Asli Mo Eun dan So-hae Akhirnya Terungkap
Dibantu Pudgy, mereka melarikan diri ke luar kota dan berganti mobil. Dalam perjalanan, Mo Eun akhirnya menceritakan kisah hidupnya kepada Yun-su.
Kilas balik membawa penonton ke Thailand. So-hae menemukan seorang gadis kecil yang sekarat akibat gigitan laba-laba. Gadis itu adalah Mo Eun. So-hae menyelamatkannya, dan keduanya menjadi sahabat dekat di kamp pengungsi.
Namun setelah membantu So-hae pulih, Mo Eun justru jatuh sakit parah. Demi membantu balas dendam So-hae, Mo Eun mengusulkan pertukaran identitas setelah kematiannya.
Saat Mo Eun meninggal, So-hae membawa jenazahnya ke bukit, membakar mobil bersama paspornya, dan mengambil identitas Mo Eun. Jam tangan Mo Eun pun ikut ia simpan—itulah alasan mengapa benda itu begitu berarti baginya.
Tekad Baru Yun-su
Mendengar kisah tersebut, Yun-su bertanya mengapa Mo Eun masih membantunya, meski Yun-su gagal memenuhi janjinya. Mo Eun sendiri tidak sepenuhnya tahu alasannya.
Namun satu hal jelas: Yun-su kini bertekad membuktikan bahwa ia tidak membunuh suaminya.
Keduanya melaju ke arah yang tidak pasti, namun kali ini bersama.
Review Episode 11: Menyatukan Puzzle Sebelum Final
The Price of Confession Episode 11 adalah episode pra-final yang solid dan emosional. Banyak pertanyaan terjawab, namun cukup banyak pula misteri baru yang sengaja disisakan.
Sudut pandang Yun-su akhirnya diperlihatkan secara utuh, membuat penonton memahami bahwa selama ini ia bukan sekadar korban keadaan, melainkan sosok yang perlahan belajar mengambil kendali.
Sayangnya, rencana cerdas Yun-su kembali terganggu oleh ambisi dan kegilaan Ko Dong-uk. Namun justru dari kekacauan inilah, drama akhirnya menyatukan Yun-su dan Mo Eun—dua perempuan yang selama ini berjalan di jalur masing-masing.
Kisah masa lalu Mo Eun adalah salah satu bagian paling menyentuh, meski reaksi Yun-su terasa terlalu singkat untuk bobot emosinya. Meski begitu, dinamika kerja sama mereka membuka potensi besar di episode final.
Peran Jin Young-in kini semakin jelas, namun keterlibatan Choi Su-yeon masih menyisakan tanda tanya besar. Apakah dialah pembunuh Ki-dae? Apakah semua ini bermula hanya dari sebuah lukisan plagiat?
Jawaban itu menunggu di episode terakhir.
Dan kini, dengan dua protagonis berada di sisi yang sama, The Price of Confession siap menutup kisahnya dengan ledakan emosional yang layak dinantikan.




