The Price of Confession Episode 10 menjadi salah satu episode paling intens sejauh ini. Cerita bergerak cepat, penuh tekanan, dan secara perlahan menggeser sudut pandang penonton terhadap siapa yang benar-benar bersalah. Alih-alih memberikan jawaban, episode ini justru membuka lebih banyak pertanyaan—dan itulah kekuatannya.
Mo Eun Terbangun dan Pengejaran Dimulai
Episode ini dibuka dengan Mo Eun yang terbangun di rumah sakit. Ia baru saja selamat dari serangan Ko Dong-uk, kakek Se-hun. Kondisinya masih lemah, namun kesadarannya menjadi titik awal rangkaian peristiwa yang semakin rumit.
Di sisi lain, pihak kepolisian kini menyadari satu hal penting: Yun-su juga berada di rumah sakit pada malam kejadian. Kesadaran ini membuat mereka membentuk tim khusus untuk memburunya. Tim tersebut terdiri dari Dong-hun, Detektif Ryu, dan Bae Sun-deok. Anehnya, meski sudah jelas Ko Dong-uk menyerang Mo Eun dan Yun-su, polisi tidak secara aktif mengejarnya. Ada sesuatu yang terasa janggal sejak awal.
Artikel Lama dan Sumber Misterius
Dong-hun menemukan sebuah artikel lama tentang Kang So-hae dan So-mang yang ditulis oleh Reporter Hong. Reporter tersebut mengungkap bahwa ia selama ini menerima bocoran anonim terkait kasus tersebut. Dong-hun mulai curiga bahwa sumber rahasia ini memiliki hubungan personal dengan kasus—bukan sekadar informan biasa.
Kecurigaan ini menjadi penting, karena sedikit demi sedikit terungkap bahwa banyak informasi kunci tidak datang dari jalur resmi.
Panggilan Darurat dari Rumah Dong-uk
Ketegangan meningkat ketika polisi menerima panggilan darurat dari ponsel Yun-su. Lokasinya terlacak berasal dari rumah Ko Dong-uk. Dalam panggilan itu, Yun-su meminta pertolongan.
Tim polisi segera mendatangi rumah tersebut dan melakukan penggeledahan menyeluruh. Namun Yun-su tidak ditemukan. Yang mereka temukan hanyalah ponselnya tergeletak di tanah. Rekaman CCTV menunjukkan Yun-su datang ke rumah itu, memberi anjing Dong-uk makanan yang telah diberi obat hingga tertidur, lalu pergi begitu saja.
Dong-hun mulai mencurigai bahwa seseorang telah memberi tahu Dong-uk bahwa Yun-su adalah tersangka dan bahwa Mo Eun sedang dirawat di rumah sakit. Namun saat diinterogasi, Dong-uk menyangkal semuanya.
Jaket Yun-su dan Lukisan di Ring Tinju
Situasi berubah drastis ketika Detektif Ryu menemukan jaket Yun-su—jaket yang sama dengan yang pernah terlihat dikenakan Jeong-gu. Jaket itu ternyata milik gym tinju tempat Jeong-gu berlatih.
Mereka pun mendatangi gym tersebut dan menemukan sesuatu yang mengejutkan: sebuah lukisan tubuh Se-hun yang telah meninggal, diletakkan di tengah ring tinju. Lukisan itu menggambarkan kondisi mayat Se-hun secara detail—persis seperti yang pernah dilihat Mo Eun.
Jeong-gu masih menolak percaya bahwa Yun-su adalah pelakunya. Namun bagi Dong-hun, bukti-bukti ini semakin menguatkan keyakinannya bahwa Yun-su adalah pembunuh.
Foto-Foto Misterius dan Rahasia Dong-uk
Tak lama kemudian, Dong-hun dan Jeong-gu menerima foto-foto Yun-su di sekitar rumah Se-hun. Bukti visual ini semakin memberatkan posisinya. Sementara itu, di tempat lain, Ko Dong-uk terlihat membakar foto-foto Yun-su yang sebelumnya dikirim kepadanya.
Di sinilah terungkap fakta penting: Yun-su ternyata mencuri ponsel Dong-uk, yang berisi foto-foto dirinya. Dari situlah ia mengirimkan gambar-gambar tersebut kepada polisi. Namun Dong-uk memilih untuk menyembunyikan fakta ini dari penyidik, menambah lapisan kebohongan dalam kasus yang sudah kusut.
Kamera Digital dan Keraguan Dong-hun
Tim forensik akhirnya berhasil memulihkan isi kamera digital milik Yun-su. Di dalamnya, Dong-hun menemukan foto-foto Se-hun yang berpura-pura mati untuk Yun-su.
Namun ada masalah besar: foto-foto tersebut tidak sesuai dengan laporan otopsi maupun lukisan mayat yang ditemukan di gym tinju. Ketidaksesuaian ini menjadi titik balik bagi Dong-hun. Untuk pertama kalinya, keyakinannya mulai goyah.
Akhirnya, ia menerima permintaan Jeong-gu untuk berbicara langsung dengan Mo Eun.
Percakapan di Rumah Sakit: Tuduhan dan Prasangka
Saat mengunjungi Mo Eun di rumah sakit, Dong-hun mendapatkan lebih dari yang ia harapkan. Mo Eun dengan tenang menjelaskan bahwa foto yang diambil Yun-su memang berbeda dengan kondisi mayat sebenarnya. Yang lebih mengejutkan, ia menyadari bahwa Dong-hun sebenarnya tahu hal ini—namun memilih untuk tidak mengatakannya kepada Jeong-gu.
Mo Eun lalu menuduh Dong-hun bersikap bias terhadap Yun-su. Tuduhan ini menghantam Dong-hun secara personal, memaksanya mempertanyakan integritas dan keputusannya sendiri sebagai penyidik.
Pameran Seni dan Lukisan yang Mencurigakan
Detektif Ryu kemudian menginformasikan bahwa Yun-su terlihat di sebuah universitas, tempat karya mendiang suaminya dipamerkan. Dong-hun segera menuju ke sana dan mencoba menelusuri jejak langkah Yun-su.
Di lokasi pameran, ia berhenti di depan sebuah lukisan berjudul Sokoboako. Lukisan itu tercatat sebagai donasi dari Jin Young-in dan istrinya. Sebuah kebetulan—atau justru petunjuk?
Video Pengakuan yang Mengguncang Publik
Saat Dong-hun masih mencoba memahami semua petunjuk, Yun-su mengunggah sebuah video ke publik. Dalam video tersebut, ia mengaku telah membunuh suaminya dan membuat kesepakatan dengan Mo Eun.
Namun pengakuan itu tidak sepenuhnya. Yun-su dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak membunuh Se-hun. Ia bahkan menuduh kejaksaan mengabaikan rekaman dashcam penting yang membuktikan keberadaan pihak ketiga pada malam kejadian.
Dong-hun segera menyadari bahwa video ini bukan sekadar pengakuan, melainkan pesan tersembunyi.
Dashcam yang Tidak Pernah Ada?
Kembali di kantor polisi, Detektif Ryu menegaskan bahwa mereka tidak pernah menerima rekaman dashcam seperti yang disebutkan Yun-su. Artinya, Yun-su berbohong—atau seseorang sengaja menyembunyikan bukti tersebut.
Jeong-gu mulai menyadari bahwa Dong-hun mengetahui sesuatu yang tidak ia ungkapkan. Ketegangan di antara mereka meningkat, sebelum sebuah kabar buruk datang: Sop diculik. Seorang saksi melihat seorang pria tua membawanya pergi.
Pengakuan Hui-yeong dan Kejahatan Se-hun
Di rumah sakit, Mo Eun dibawa oleh Petugas Eom untuk menemui Hui-yeong, yang ingin mengucapkan terima kasih karena Mo Eun telah menyelamatkan nyawanya.
Dalam percakapan itu, Hui-yeong mengungkap sisi gelap Se-hun. Ia ternyata terlibat dalam pembuatan deepfake perempuan muda dan menjualnya demi uang. Ia juga mempekerjakan seorang asisten—pemuda yang pernah mengunjungi Hui-yeong di penjara—yang awalnya hanya ditugaskan merawat kucing Se-hun.
Asisten tersebut mengaku pernah menyaksikan pembunuhan Se-hun.
Saat Mo Eun hendak menanyakan siapa pembunuh sebenarnya, kamera beralih ke Jin Young-in yang sedang meneliti gambar-gambar karya Yun-su di kantor polisi.
Review Episode 10: Ketika Keyakinan Mulai Runtuh
Episode 10 The Price of Confession berjalan cepat, intens, dan penuh adrenalin. Yun-su berhasil menghindari kejaran polisi sambil meninggalkan jejak petunjuk yang membingungkan. Keputusan untuk menampilkan episode ini hampir sepenuhnya dari sudut pandang polisi terasa sangat efektif, karena membuat penonton sama bingungnya dengan para penyidik.
Kunjungan ke rumah Dong-uk, foto-foto misterius, hingga pameran seni menciptakan lapisan teka-teki yang sulit ditebak. Video pengakuan Yun-su justru menambah tanda tanya besar: apa tujuan sebenarnya? Dan rekaman dashcam apa yang ia maksud?
Transformasi Dong-hun menjadi sorotan utama episode ini. Setelah begitu yakin Yun-su adalah pelaku, kini ia dipaksa meragukan dirinya sendiri. Adegan ketika Mo Eun menegurnya terasa sangat memuaskan, karena menantang prasangka yang selama ini ia pegang.
Twist terbesar tentu mengarah pada Jin Young-in. Apakah ia pembunuh sebenarnya? Apa motifnya? Dan mengapa lukisan yang ia sumbangkan begitu penting?
Episode ini mungkin tidak memberi jawaban pasti, namun justru memperkaya misteri dengan petunjuk-petunjuk baru. Sebuah penutup yang membuat penonton hampir tak sabar melanjutkan ke episode berikutnya.




