The Manipulated Episode 4 dibuka dengan situasi tegang: sang dokter menyuntikkan cairan kimia berwarna merah muda ke tubuh Tae-joong. Setelah keluar ruangan, dokter itu mengirim pesan pada seseorang—mengabarkan bahwa “semuanya akan selesai dalam tiga puluh menit.” Tidak lama setelah ia pergi, Tae-joong memanfaatkan paku yang ia ambil dari gereja untuk membuat korsleting kecil. Begitu para penjaga mengecek sumber gangguan, ia menggunakan kesempatan itu untuk mencuri kartu keamanan dan mengambil pakaian sipil dari ruang penyimpanan. Busana itu ia kenakan di balik seragam tahanan sebagai penyamaran.
Saat bersembunyi dari penjaga lain, tiba-tiba tubuh Tae-joong terasa nyeri seperti ditusuk. Namun ia tetap memaksa bergerak, menuju ruangan lain dan memanjat masuk ke sistem ventilasi. Di luar penjara, Petugas Yang sempat melihat Noh Yong-sik menunggu di area kunjungan. Ia mengira Yong-sik datang untuk menjenguk seseorang, tetapi Yong-sik berdalih bahwa waktunya sudah lewat.
Di dalam gedung, Tae-joong akhirnya berhasil mencapai area luar yang dipadati warga. Namun tepat ketika ia menjejakkan kaki di luar kantor polisi, rasa pusing hebat menghantamnya hingga ia roboh.
Yo-han Memulai Rencana Baru
Sementara itu, di rumah mewahnya, Yo-han mulai menyusun hiburan baru untuk dirinya sendiri. Ia meminta sang pengasuh—yang tampaknya menikmati kebengisan tuannya—untuk menghubungi para klien yang memiliki koneksi dengan Kementerian Kehakiman. Tak lama kemudian, kepala penjara kedatangan komisioner polisi yang memperkenalkannya pada Yo-han.
Yo-han memberikan sebuah proposal sekaligus sekantong emas batangan. Permintaannya jelas: ia ingin kepala penjara mengirimkan para pembunuh, pemerkosa, dan pencuri untuk ikut serta dalam “permainan” yang ia rancang.
Pelarian yang Berakhir Tragis
Petugas Yang mulai menelusuri rekaman CCTV dan menemukan kembali jejak Tae-joong. Di titik ini, penonton akhirnya mengetahui bahwa Tae-joong tidak benar-benar berhasil kabur. Ia terbangun di ruang medis, di mana dokter asli menjelaskan bahwa tubuhnya terpapar warfarin—racun tikus. Secara kebetulan, vitamin yang dibeli Yong-sik berfungsi sebagai penawar sementara sehingga nyawanya masih selamat.
Menurut sang dokter, seorang pastor menemukan Tae-joong tergeletak, tetapi detail kejadian itu sengaja ditutupi oleh pihak penjara.
Petugas Yang membentaknya, menyesal karena terlalu baik padanya. Di sisi lain, kepala penjara membebaskan Deok-su dari sel isolasi dan memintanya tidak membuat masalah—perintah yang langsung diabaikan. Deok-su mengumpulkan anak buahnya dan menyerbu ruang medis untuk menjebak Tae-joong.
Petugas Yang menyadari ada yang tidak beres dan segera membunyikan alarm.
Ketika para penjaga berusaha menerjang pintu yang diblokir oleh anak buah Deok-su, Tae-joong sudah lebih dulu melumpuhkan sebagian besar pengikutnya. Pertarungan besar pun pecah antara Tae-joong dan Deok-su. Meski sempat ditikam beberapa kali, ia berhasil mengalahkan musuh lamanya itu—bahkan memotong sebagian telinganya.
Babak Baru: “Tanah Kesempatan”
Akibat kejadian tersebut, Tae-joong dijebloskan kembali ke sel isolasi, di mana ia mengalami halusinasi tentang Tae-jin dan menyampaikan permintaan maaf. Tidak lama kemudian, ia dan beberapa tahanan lain dipaksa keluar dari sel dan diangkut menggunakan truk ke lokasi yang tidak mereka kenal.
Saat mereka sadar, Yo-han muncul dan menyambut mereka dengan kalimat yang mengerikan: “Selamat datang di tanah kesempatan.”
Review Episode 4: Aksi Menegangkan Namun Cerita Mulai Melambat
The Manipulated Episode 4 sebenarnya dibuka dengan sangat menjanjikan. Usaha pelarian Tae-joong terasa intens, menegangkan, dan menjadi salah satu bagian terbaik dari serial ini sejauh ini. Ia berhasil menembus batas penjara dan hanya beberapa langkah dari kebebasan—sampai racun dalam tubuhnya membuatnya tumbang. Setelah semua persiapan dan ketegangan menuju pelarian itu, kegagalan akhirnya terasa cukup mengecewakan.
Sayangnya, paruh kedua episode ini lebih banyak diisi pertarungan geng penjara dan dinamika kekerasan yang tidak terlalu memperkaya cerita utama. Fokus Tae-joong untuk membalas dendam terhadap para pelaku yang membunuh saudaranya terasa terpinggirkan. Bahkan Petugas Yang—satu-satunya sosok yang masih punya integritas—tidak bisa berbuat banyak.
Di sisi lain, rencana baru Yo-han justru memberi arah cerita yang lebih menarik. Pendekatannya yang penuh permainan, hadiah, dan kontrol mengarah pada konsep layaknya *Squid Game*. Adegan terakhir jelas memberi sinyal bahwa serial ini sedang membuka babak yang lebih gelap dan terstruktur.
Namun muncul juga pertanyaan besar: dari mana Yo-han memperoleh kekuatan sebesar itu? Mengapa bahkan komisioner polisi tunduk padanya? Episode berikutnya diharapkan bisa menggali lebih dalam latar belakang dan motivasinya, bukan hanya mempertemukan tiga karakter utama dalam konflik yang berulang.




