The Manipulated Episode 3 dimulai dengan suasana yang jauh lebih intens dibandingkan dua episode sebelumnya. Cerita dibuka di sebuah rumah lelang, tempat sebuah patung karya seniman terkenal bernama Arleli sedang menjadi rebutan para kolektor kaya. Dalam keramaian itu, An Yo-han ikut melakukan penawaran secara online. Ia bukan sekadar peserta—ia sedang bermain dalam “permainan” yang hanya ia sendiri pahami.
Lawan terbesarnya adalah seorang pria berpengaruh bernama Ketua Shin Myung-ho. Kedua pria ini saling menaikkan harga secara agresif. Pada saat jeda lelang, Yo-han menerima telepon dari Ketua Shin. Dari percakapan mereka, terungkap bahwa sang ketua sebenarnya sedang berusaha memenangkan patung tersebut untuk Yo-han sebagai bentuk balas budi. Yo-han sebelumnya telah menolong putranya keluar dari masalah hukum. Namun Yo-han tetap melakukan penawaran hanya untuk melihat seberapa jauh Shin bersedia membayar, seperti permainan psikologis yang ia nikmati. Pada akhirnya, Shin rela menggelontorkan 6 miliar won demi patung tersebut.
Ketika patung itu tiba di rumah Yo-han, kita melihat koleksi besar yang ia miliki, sebagian besar merupakan karya Arleli. Ia kemudian menghubungi Shin kembali untuk memberitahukan kabar mengejutkan: kambing hitam yang dulu menggantikan kesalahan putra Shin telah meninggal di penjara. Ya—orang yang sebelumnya bunuh diri dengan halaman Alkitab, seperti yang diperlihatkan pada episode sebelumnya.
Keesokan harinya, saat menghadiri rapat besar perusahaan, Yo-han menerima telepon dari Kim Sang-rak. Sang-rak mengatakan bahwa ia membutuhkan “clean up”, istilah yang jelas bukan berarti pembersihan biasa.
Di dalam penjara, keadaan semakin memanas. Anak buah Yeo Deok-su kembali mencoba memukuli Tae-joong. Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini Tae-joong tidak lagi menjadi korban. Ia menghadapi mereka satu per satu dan menjatuhkan semuanya. Dengan tenang ia memperingatkan Deok-su agar berhenti mencarinya.
Sementara itu, di kota, Noh Yong-sik berusaha menjalankan usaha kecil berupa bengkel perbaikan elektronik. Hubungannya dengan putrinya, Eun-bi, terlihat retak. Gadis itu masuk ke toko dan mengambil uang seadanya yang ada di meja. Tak lama, pastor dari penjara mengunjungi Yong-sik untuk menyampaikan bahwa Tae-joong telah mengembalikan Alkitab.
Di area penjara lain, Deok-su melepas amarahnya pada seorang narapidana yang berbicara buruk tentang dirinya. Kedatangan seorang tahanan baru bernama Do Gang-jae menambah ketegangan. Keduanya saling menyapa seperti dua preman yang menemukan rekan sejenis. Tak lama kemudian, Deok-su dipanggil ke kantor kepala penjara. Kepala penjara memintanya untuk menjaga ketenangan sementara, terutama karena penjara sedang diawasi setelah insiden bunuh diri sebelumnya. Sebagai kompensasi, kepala penjara berjanji memindahkan dua tahanan kerah putih ke sel Deok-su. Namun, saat kembali ke blok tahanan, Deok-su memerintahkan anak buahnya, Jin-yong, untuk tetap menyerang Tae-joong.
Yong-sik kemudian menjenguk Tae-joong. Dalam percakapan yang serius, Tae-joong mengakui bahwa ia sedang merencanakan pelarian diri. Ia telah mempelajari ritme penjara dengan sangat detail. Setiap sore pada pukul 15.30, ada pergantian shift petugas yang memberi celah waktu sekitar 30 menit—waktu yang ia butuhkan untuk kabur. Namun, rencananya baru bisa berjalan jika ia mendapatkan pekerjaan sebagai petugas kebersihan di Zona B.
Malamnya, Jin-yong dipindahkan ke sel Tae-joong dan berusaha membunuhnya. Namun Tae-joong menang telak dalam pertarungan tersebut. Keesokan harinya, ia duduk di depan Deok-su dan meminta gencatan senjata. Namun Deok-su menolak dan memicu perkelahian lagi. Para penjaga melumpuhkannya dengan alat kejut dan mengirimnya ke sel isolasi—yang ternyata merupakan bagian dari strategi Tae-joong.
Tidak lama setelah itu, penjaga baik hati bernama Petugas Yang memberikan potongan spons hijau kepada Tae-joong, yang katanya dibutuhkan untuk menghias gereja dalam penjara. Spons itu ternyata punya tujuan lain. Tae-joong menyembunyikan sebagian spons di dalam pot bunga di ruang penyimpanan. Setelah itu, ia menyerang salah satu pekerja kebersihan di Zona B agar posisinya kosong dan ia bisa mengambil alih. Ketika akhirnya ia mendapatkan akses ke Zona B, ia menggunakan spons tersebut untuk membuat cetakan kunci, lalu menutupinya dengan lem dan menyembunyikan hasilnya bersama tanaman kecil yang ia rawat.
Di waktu bersamaan, salah satu bawahan Yo-han datang ke penjara menyamar sebagai dokter yang bertugas memberikan vaksin kepada para tahanan. Saat semua tahanan menuju ruang medis, Tae-joong justru tetap tinggal di bengkel mekanik untuk memperbaiki mesin mobil salah satu penjaga. Ketika penjaga pergi makan siang, Tae-joong memanfaatkan peralatan bengkel untuk memahat kunci logam berdasarkan cetakan spons yang ia buat sebelumnya.
Namun begitu kembali menuju selnya, ia dihadang oleh Do Gang-jae dan kelompoknya. Gang-jae menawarkan kerja sama untuk melawan Deok-su. Tae-joong menolak, namun Gang-jae hanya tersenyum dan memintanya mempertimbangkan kembali.
Setibanya di sel, seorang penjaga lain sudah menunggunya. Ia mengatakan bahwa besok akan ada “pertarungan besar” di depan kepala penjara, dan ia ingin Tae-joong menang karena ia telah memasang taruhan besar. Untuk memastikan Tae-joong tetap sehat, ia mengirim orang lain untuk menerima vaksin atas nama Tae-joong.
Keesokan harinya, Tae-joong dibawa ke lapangan untuk acara pertarungan ramai-ramai itu. Namun rencananya untuk kabur sudah hampir dimulai dan waktu menunjukkan pukul 15.00. Ia langsung menghajar satu tahanan dan lari meninggalkan arena, membuat Gang-jae jengkel karena merasa ditinggalkan.
Namun sebuah hambatan besar muncul. Petugas Yang menyadari bahwa Tae-joong tidak pernah menerima vaksin. Ia membawa “dokter” palsu itu langsung ke sel Tae-joong untuk menyuntiknya. Cairan yang ia terima berwarna merah muda—berbeda dari vaksin yang diberikan kepada tahanan lain. Sementara itu, detik menuju waktu pelarian terus berjalan, membuat situasi makin tegang.
Review Episode
The Manipulated Episode 3 terasa sebagai awal dari ketegangan sebenarnya. Drama balas dendam yang merupakan inti plot belum benar-benar dimulai, namun seluruh episode berfokus pada proses rumit pelarian Tae-joong. Meskipun ada risiko membuat pacing sedikit melambat, rencana pelarian yang penuh detail, perhitungan, dan berbagai hambatan membuat episode ini tetap menarik dan mendebarkan.
Kehadiran “dokter” palsu juga menambah ancaman baru yang bahkan belum disadari Tae-joong. Episode berakhir dengan cliffhanger yang menggoda, memperlihatkan bagaimana setiap langkah yang ia rencanakan mungkin saja berantakan hanya karena satu hal yang tak terduga.
Perubahan dinamika karakter dalam episode ini juga terasa menyegarkan. Tae-joong kini bisa bertarung dengan percaya diri, dan adegan aksinya sangat memuaskan. Inilah sisi Ji Chang-wook yang sudah lama ditunggu: penuh karisma, gesit, dan penuh tujuan. Di sisi lain, sosok antagonis utama, An Yo-han, semakin diperlihatkan sebagai karakter manipulatif yang suka mempermainkan orang lain. Adegan lelang di awal episode menjadi gambaran sempurna dari sifat licik dan bengkoknya.
Perbedaan karakter antara Tae-joong dan Yo-han menjadi semakin kentara, membuat penonton menanti momen ketika keduanya akhirnya berhadapan langsung.