Taxi Driver Season 3 Episode 8 Recap & Review

Taxi Driver Season 3 Episode 8 dibuka di luar negeri, memperkenalkan sosok bernama Cheon Gwang-jin, seorang pelatih gulat yang juga menjalankan arena pertarungan anjing ilegal. Aksi kejam ini disiarkan secara live streaming, memungkinkan penonton memasang taruhan secara real-time.

Ketika Gwang-jin mengetahui bahwa situs taruhan voli telah ditutup, ia langsung menghubungi Seong-uk untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Di waktu yang sama, Seong-uk sedang menggali sebuah makam yang kelak mengungkap lokasi jasad Min-ho kepada polisi. Menyadari situasi mulai tak terkendali, Gwang-jin memutuskan terbang ke Korea Selatan.

Kilas Balik 17 Tahun Lalu: Awal Segalanya

Cerita kemudian mundur 17 tahun ke masa lalu, saat Min-ho, Seong-uk, dan Dong-hyeon masih menjadi mahasiswa sekaligus atlet di Universitas Jingwang, tempat Gwang-jin menjabat sebagai pelatih utama. Demi mengikat loyalitas mereka, Gwang-jin menyuap ketiganya dengan sepatu mahal.

Namun Min-ho menolak terlibat. Ia bahkan mengancam akan membongkar praktik pengaturan pertandingan yang dilakukan Seong-uk dan Dong-hyeon. Panik, keduanya melapor pada Gwang-jin. Sang pelatih mencoba mengintimidasi Min-ho, lalu menawarkan uang untuk membantu ayahnya, Dong-su, seorang tukang jam yang hidup pas-pasan. Tawaran itu kembali ditolak.

Malam harinya, Min-ho menelepon Dong-su dan berjanji akan segera pulang. Ia juga memanggil Dong-hyeon ke ruang ganti, berharap temannya itu mau mengakui semuanya. Sayangnya, yang menunggu justru Seong-uk dan Gwang-jin.

Gwang-jin memukul kepala Min-ho hingga mengalami gegar otak parah, lalu memaksa Dong-hyeon ikut memukulinya, sementara Seong-uk diperintahkan hanya diam. Dalam kondisi terluka, Min-ho mencoba keluar dari ruang ganti. Gwang-jin dan Seong-uk kabur lewat pintu belakang, menghindari kamera CCTV.

Di luar gedung, Gwang-jin dengan kejam menabrak Min-ho menggunakan mobilnya. Ia lalu menyuruh Dong-hyeon mengenakan pakaian Min-ho dan keluar dari ruang ganti agar polisi salah mengira.

Untuk menghilangkan jejak, Gwang-jin membawa Seong-uk ke makam leluhur keluarganya dan mengubur Min-ho di sana, tepat di dekat makam neneknya, demi menghindari kecurigaan.

Kehancuran Keluarga Min-ho

Setelah Min-ho menghilang, Dong-su putus asa mencari anaknya. Dong-hyeon akhirnya dipenjara atas kasus penyerangan, sementara Seong-uk tetap bermain di bawah kendali penuh Gwang-jin.

Tak berhenti di situ, Gwang-jin kemudian memerintahkan Seong-uk untuk membantu menabrak Dong-su dengan truk. Rumah Dong-su dijarah, dan karena kondisi mentalnya memburuk, ia akhirnya dirawat di rumah sakit jiwa. Inilah alasan mengapa Sung-chul tak pernah berhasil menemukannya selama ini.

Kebenaran Terungkap di Masa Kini

Di masa sekarang, Gwang-jin mengetahui bahwa makam Min-ho telah ditemukan. Sung-chul memberi tahu Do-gi bahwa keinginan terakhir Dong-su hanyalah satu: memberi pemakaman layak bagi putranya.

Do-gi berjanji akan mewujudkannya, sekaligus menyadari bahwa Seong-uk hanyalah pion dari sosok yang jauh lebih kuat. Tak lama kemudian, Gwang-jin memanggil Seong-uk dan menyiksa Dong-hyeon dengan brutal karena membocorkan lokasi makam Min-ho. Dong-hyeon akhirnya tewas ditenggelamkan.

Kecurigaan Sung-chul semakin kuat ketika ia mengetahui Min-ho mengalami cedera kepala parah sebelum kematiannya yang selama ini disebut sebagai kecelakaan.

Malam itu, saat jasad Min-ho dipindahkan ke rumah perawatan, Gwang-jin menyabotase pengiriman dengan membuat kecelakaan dan mencuri kembali jasad tersebut. Jin-eon dan Kyung-koo segera melapor pada Do-gi dan Sung-chul.

Go-eun kemudian mengonfirmasi bahwa Seong-uk dan Dong-hyeon telah tewas, masing-masing akibat tenggelam dan kebakaran. Sung-chul pun khawatir Dong-su, saksi terakhir, berada dalam bahaya.

Kekhawatiran itu terbukti ketika Gwang-jin ditemukan duduk di samping Dong-su yang terus mengulang potongan ingatan tentang Min-ho. Saat Gwang-jin hendak menculiknya, Do-gi dan Sung-chul tiba tepat waktu. Do-gi melumpuhkan anak buah Gwang-jin, sementara Sung-chul membawa Dong-su pergi dengan selamat.

Rencana Balas Dendam Rainbow Crew

Go-eun lalu mengungkap fakta penting: nenek Gwang-jin adalah pengusaha besar yang mendirikan Universitas Jingwang sebagai institusi olahraga, dan seluruh aliran dana aplikasi taruhan ilegal dapat ditelusuri kembali ke sana.

Rainbow Crew menyimpulkan bahwa kejahatan Gwang-jin telah berlangsung lama dan dibiayai dengan rapi. Karena jasad Min-ho adalah kunci utama penutupan kasus, Do-gi menegaskan mereka harus bergerak cepat.

Sesuai rencana, Gwang-jin menghubungi Do-gi untuk memanfaatkan kemampuan bertarungnya dalam operasi taruhan baru. Do-gi pun masuk ke sebuah sekolah terbengkalai, juga hasil pendanaan nenek Gwang-jin. Di dalamnya, ia dipaksa menghadapi puluhan petarung sendirian.

Do-gi berhasil mengalahkan hampir semuanya, menghasilkan keuntungan besar bagi Gwang-jin. Di saat bersamaan, Go-eun meretas sistem blockchain sekolah tersebut, mengambil alih permainan, mematikan kamera, dan membuat Gwang-jin kehilangan uang dalam jumlah besar.

Jin-eon dan Kyung-koo keluar dari bagasi Rainbow Taxi, menyisir lokasi, dan akhirnya menemukan jasad Min-ho. Setelah memberi sinyal pada Do-gi, fase terakhir pun dimulai.

Akhir Cheon Gwang-jin

Setelah semua petarung tumbang, Do-gi menghadapi Gwang-jin secara langsung. Pertarungan berakhir dengan Gwang-jin terluka parah dan memohon ampun. Tanpa ragu, Do-gi mendorongnya keluar jendela ke dalam lubang makam yang telah digali.

Dengan tulang-tulang yang patah, Gwang-jin tak berdaya saat semen dituangkan, menguburnya hidup-hidup.

Episode ini ditutup dengan adegan hening: Do-gi mengantar Dong-su ke panti jompo bersama abu Min-ho. Dong-su menatap langit merah senja, membayangkan kebersamaan dengan putranya di alam keabadian.

Review Episode 8 Taxi Driver Season 3

Melihat Lee Je-hoon tampil dalam pertarungan jarak dekat selalu menjadi daya tarik utama. Adegan Do-gi melawan puluhan petarung seorang diri terasa memuaskan, terutama karena tim Rainbow Crew bekerja solid menangani sisi non-fisik misi. Kerja timnya benar-benar terasa.

Akhir episode ini terasa lega dan emosional, terutama ketika Dong-su akhirnya bisa “melepaskan” putranya setelah 15 tahun penuh penderitaan.

Namun, ada satu hal yang cukup mengganggu: kematian Gwang-jin tidak ditampilkan secara eksplisit. Kita hanya melihatnya terkubur semen tanpa kepastian. Hal ini membuka kemungkinan bahwa ia masih hidup dan bisa kembali, apalagi dengan kekayaan besar dari bisnis taruhan ilegalnya.

Semoga saja ini benar-benar akhir dari Gwang-jin, sehingga Taxi Driver bisa melangkah ke cerita baru di episode berikutnya tanpa bayang-bayang ancaman lama.

Episode 7 | All Lists | Episode 9

Taxi Driver Season 3 Episode 7 Recap & ReviewTaxi Driver Season 3 Episode 9 Recap & Review: Sisi Gelap Industri Idol

Related

Tinggalkan komentar