Kita lanjutkan lagi dengan Sinopsis Drama Korea Train Episode 3. Di awali di station di tahun 2008, Do-won muda berusaha untuk bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kereta yang akan melintas. Namun Do-won melihat di depannya ada Seo-kyung yang juga menunggu kereta untuk bunuh diri. Saat kereta lewat, Do-won menyelamatkan Seo-kyung.
Adegan kemudian beralih dimana Do-won memukuli kakak tiri Seo-kyung yang berusaha melecehkannya. Seo-kyung kemudian tinggal dengan Do-won. Seo-kyung berterima kasih kepada Do-Won karena telah menyelamatkannya saat dia berusaha bunuh diri. Tapi Do-won mengatakan bahwa seharusnya ia lah yang berterima kasih kepada Seo-kyung karena jika saat itu dia tidak menolong Seo-kyung mungkin dia akan mati.
Waktu sekarang. Di stasiun Mugyeong, tas berisi mayat korban keenam dari pembunuhan berantai ditemukan dan di saat yang sama Jaksa Seo-kyung terbunuh. Do-won dikejutkan kematian Seo-kyung dan duduk di tempat itu merasa kehilangan. Sebelum meninggal, Seo-kyung meninggalkan pesan suara untuk Do-won. Seo-kyung mengatakan bahwa pembunuh ayahnya bukanlah ayah Do-won. Dia meyakini bahwa pembunuh ayahnya adalah orang yang sama dengan pembunuh yang sekarang. Sebab, di setiap mayat ditemukan di koper selalu meninggalkan perhiasan yang merupakan milik keluarganya 12 tahun lalu yang hilang bersamaan kematian ayahnya. Seo-kyung meyakini bahwa ayah Do-won tampaknya dibunuh oleh tabrak lari.
Do-won berusaha menyelidiki kriminal sebenarnya, dan saat Ji-young yang nampak menjadi korban pembunuhan berantai, datang berkunjung, dia berpikir sidik jari tersebut kembar identik. Tetapi Ji-young sama sekali tidak mengetahui jika memang dia kembar dengan mayat yang mirip dengannya. Namun itu tidak bisa dikatakan kembar sebab Ji-young dan mayat mirip dengannya memiliki luka bakar yang sama.
Do-won mendapatkan petunjuk selanjutnya yaitu selebaran gereja Mukyung yang ditemukan di koper korban. Sidik jari yang ditemukan pada selebaran merupakan sidik jari dari pengedar Lee Jin-sung dan Do-won mengunjungi Jin-sung. Sementara, Jin-sung dibebaskan dari masa lalu dan jarinya dipotong oleh geng dan tidak ada jari telunjuk tangan kanan. Sehingga ini mustahil Jin-sung meninggalkan sidik jari di selebaran tersebut. Hal ini membuat Do-won mengunjungi Gereja Mukyung tetapi gereja tersebut sudah lama tidak beroperasi dan gereja Mukyung sudah pindah. Segera Do-won menanyakan kepada orang di sana dan mengatakan bahwa pendeta yang ada di selebaran itu sudah meninggal 3 tahun lalu.
Do-won mulai bingung berpikir mungkin pembunuhnya terlihat di kereta hantu di station Mugyeong. Dia mulai ragu dia mulai menemui Sung-wook dan bertanya “apakah kamu melihatnya? (kereta)”. Sung-wook yang memiliki masalah mental hanya mengatakan “aku membunuh”.
Jeong-min khawatir mengenai Do-won dengan mengunjungi Mi-sook. Mi-sook mendapati stimulan di meja Do-won. Mi-sook pun memerintahkan Do-won untuk berhenti bekerja hingga komite disipliner diadakan. Do-woon pergi mengambil senjatanya menuju station. Di saat itu, dia mendengar suara kereta hantu dan melihat Seo-kyung dari jendela kereta. Namun dia bukanlah Seo-kyung.
Akhirnya dia bertemu dengan polisi yang mengejar Do-won dari dunia paralel, yang sebelumnya telah membunuh Jin-seong. Do-won dikira Do-won dari dunia paralel sehingga Do-won merasa terancam. Do-won kabur, berada di dunia paralel dan tiba di station Mukyung. Do-won terkejut pada kenyataan bahwa Station Mukyung berfungsi. Dia kabur bertemu pendeta gereja Mukyung yang dinyatakan meninggal 3 tahu lalu sedang membagikan brosur. Di saat itu, suara tembakan terdengar dari belakang Do-won, dan Do-won melihat ke belakang bertemu dengan polisi dari dunia paralel dan itu ternyata Han Seo-kyung.