Kali ini, saya akan bagikan Sinopsis Drama Korea Graceful Family Episode 1 Part 1. Untuk daftar sinopsisnya bisa kamu baca di review drama Korea Graceful Family.
Sebuah mobil melaju cepat di jalan raya. Ugal-ugalan lagi. Mobil itu melaju kencang dikejar oleh banyak mobil polisi.
“Mobil 2733, hentikan mobilmu. Mobil 2733, aku ulangi. Menepi ke kanan. Mobil 2733, menepi ke kanan.”
Pria muda yang mengemudi mobil itu malah ketawa cekikikan mendengar suara polisi ini. Ia malah makin mempercepat laju mobilnya.
“Pengemudi mabuk makin menjauh. Pengemudi mabuk makin menjauh. Dari arah Seolleung ke Gangnam. Dari arah Seolleung ke Gangnam. Plat nomor 2733. Plat nomor 2733.”
Polisi terus menyerukan ini. Si Pria muda sambil tertawa terus melaju.
Ponsel pemuda ini berdering. Ia segera mengangkatnya, “Hei. Tentu saja aku mabuk. Cepatlah ke sini.” kemudian ia menutup telpon.
Seorang ahjumma nampak menuruni tangga sebuah ruangan, kantor. Di situ banyak sekali komputer dan layar-layar besar. Ada banyak tampilan yang muncul. salah satunya gambar menunjukkan mobil yang dikejar polisi. Mobil pria tadi.
Ahjumma ini tiba-tiba bertanya, “Lokasi saat ini?”
“Teheran-ro.” jawab wanita yang kaya nya staff-nya.
“Drone?” tanyanya lagi.
“Sudah diterbangkan.”
“Mari kita lihat.” katanya sembari menatap layar besar di atas. Di sana tertulis, “TOP, Sistem Manajemen Kamera Pengawas Pusat”
Di jalan, kejar-kejaran masih berlangsung. Pria muda itu seperti orang gila terus melaju.
“Ketua Tim Yoon, masih belum tiba?” tanya si ahjumma sambil menatap layar.
Suaranya ternyata juga didengar oleh orang yang dipanggilnya sebagai “Ketua Tim Yoon”. Yoon ini langsung menjawab, “Aku menemukannya. Aku akan mengikutinya.”
“Baik. Arahkan dia ke daerah yang lebih sepi.” kata si ahjumma lagi.
“Lurus lalu belok ke kanan di persimpangan berikutnya.” kata wanita staff tadi.
“Baik, berbelok ke kanan.” kata si pria muda di dalam mobilnya.
Rupanya, ia dibimbing oleh si ahjumma dan tim untuk keluar dari situasi yang dialaminya. Mobilnya menuju daerah sepi. Tampaknya laju mobilnya juga tidak sekencang tadi. Akhirnya polisi berhasil menghentikannya.
“Kami mengepung kendaraanmu. Keluarlah.” teriak polisi setelah keluar dari mobilnya.
“Pak. Keluarlah. Ayo. Keluar!” teriak polisi lagi.
Di dalam mobil, pria ini malah merebahkan tubuhnya. Mengacuhkan teriakan polisi.
“Kamu tidak mendengarku? Buka pintunya! Keluarlah! Jika kamu tidak bekerja sama, ada tambahan hukuman karena menghalangi. Keluarlah sekarang. Kamu pikir ini lelucon? Buka pintunya. Keluar! Keluar dari mobil. Buka jendelamu!”
Sebuah mobil hitam tampak berhenti di situ. Seorang ahjussi keluar sambil menelepon. Ia mendekati polisi yang berteriak itu.
“Tunggu sebentar. Ini untukmu.” katanya sambil menyerahkan ponselnya
“Siapa ini? Halo? Siapa? oh.. Komisaris. Ya. Aku mengerti.”
Polisi membungkukkan diri pada ahjussi yang baru datang ini dan mengembalikan ponselnya. Petugas medis terlihat tiba di tempat itu.
“Kemarilah.” kata ahjussi itu pada petugas medis yang datang. Ia lalu membuka pintu mobil itu. Pria muda itu keluar.
“Kerja bagus.” katanya pada ahjussi itu.
“Terima kasih, Tuan.”
Ia lalu merebahkan diri di ranjang dorong.
“Astaga. Ayo pergi.” katanya. Pria ini adalah Mo Wan-soo, Pewaris Sulung MC grup.
Ahjussi mobil hitam menatap CCTV yang ada di tempat itu, “Kasus ditutup.”
Di tempat lain, tepatnya kantor TOP, Sistem Manajemen Kamera Pengawas Pusat, ahjumma itu tersenyum, “Baik. Kerja bagus.”
“Aku tidak melihat anak itu.” tanyanya kemudian.
“Dia pasti menyelinap keluar dari kelas.” jawab staf nya.
“Kapan?”
“Tiga puluh menit yang lalu.”
“Temukan dia!”
“Baik.”
“Dia di warnet di dekat sana.” stafnya berkata setelah mencari lewat komputer di hadapannya.
“Hubungi Ketua Tim Kwon.” perintah si ahjumma.
“Baik.”
“Ketua Tim Kwon? Aku mau kamu menjemput anak itu.”
Anak itu masih asyik main game.
Dua orang muda masuk di game center itu. Si pemilik menyambut mereka, “Tidak ada kursi kosong. Maaf.”
“Semua ini kosong. Astaga. Ini kosong.” kata si pemuda yang baru masuk melihat kursi-kursi yang ada di samping kanan-kiri anak yang main game.
Si pemilik menjawab, “Itu…”
Tanpa menunggu jawaban, dua muda ini mendekati si anak yang main game, “Kamu tidak jago.” kata mereka setelah melihat anak itu main. Anak itu cuek saja.
“Hei. Geser tasmu agar kami bisa duduk.”
“Tidak. Aku tidak bisa fokus jika ada orang di sebelahku. Aku juga membayar untuk kursi itu.” jawab si anak tanpa menoleh.
“Apa? Kamu hanya seorang anak kecil.” kata mereka sedikit marah. Namun mereka lalu melihat tumpukan uang di meja anak itu. Jumlahnya banyak. Karena semua pecahan besar.
“Hei, Nak. Kamu kaya rupanya. Oke. Pinjami aku uang.” kata si pemuda sambil mengambil beberapa lembar uang yang ada di meja itu.
“Baiklah, kalau begitu. Aku akan mengambil beberapa. Terima kasih.”
“Kapan kamu akan membayarku kembali?” tanya si anak lagi-lagi tanpa menoleh.
“Apa?
“Kamu tidak bisa meminjam jika tidak bisa membayarnya. Apa kamu seorang pengemis?”
Salah satu pemuda itu jadi marah, “Apa dia gila?”
Ia mendekati anak itu dan hendak duduk di sebelahnya. Anak itu mendorong kursi di sebelahnya. Pemuda tadi jatuh karena menduduki tempat kosong. Yang satunya jadi marah
“Beraninya kamu…” teriaknya sembari bermaksud memukul. Namun tangannya terhenti karena ada yang memegang dan menelikunynya kemudian sampai ia kesakitan.
“Siapa kamu? Lepaskan aku. Lepaskan!”
Orang itu tidak melepaskan pegangannya. Ia kemudian mendorong tubuh pemuda itu sampai jatuh. Kemudian ia mendekati si anak, “Tuan muda, kita harus pergi.”
Si anak tersenyum dan bangkit berdiri. Lalu berjalan diikuti pria tadi. Anak ini adalah Mo Seo-jin, Pewaris Bungsu MC Grup.
***
Seorang wanita duduk berhadapan dengan pria muda yang ganteng. Rupanya ini adalah acara shooting untuk interview sebuah stasiun televisi. Kilatan blitz kamera berkali-kali memotret pria itu.
“Permisi.” kata si wanita menyuruh fotografer berhenti memotret. Ia lalu membuka satu kancing baju atasnya. Belahan dadanya jadi kelihatan.
“Di sini panas. Baiklah. Mari kita dengarkan filosofimu tentang kepemimpinan.” kata perempuan itu sembari mencoba menarik perhatian si pria muda ini.
Pria ini sepertinya mengerti maksudnya. Ia tersenyum, “Kenapa kamu terus melakukan hal tidak berguna saat wawancara? Pertanyaanmu juga membosankan. Apa tujuanmu? Untuk merayuku? Maka, kamu seharusnya lebih sempurna. Secara keseluruhan, pakaianmu… Gayamu dan keseimbanganmu terlalu…”
Wanita ini rupanya tersinggung. Ia bangkit berdiri, “Maaf, Direktur Mo! Ini pelecehan seksual. Alih-alih laporan khusus, aku akan menulis tentang tuntutan hukummu.”
“Aku meragukannya.” tiba-tiba terdengar suara perempuan. Ia berjalan mendekat, “Aku mengerti alasan Direktur Mo salah paham.” katanya
“Apa?”
“Reporter Choi. Kapan kamu bergabung dengan Majalah Global?
“Apa? Kenapa kamu peduli…” si reporter Choi tambah sewot.
“Kepala editormu baru saja menikah dengan CEO JK Grup. Kepala editor sebelumnya menikahi CEO YJ. Yang sebelumnya menikahi CEO MS Grup. Kudengar kamu sedang berkencan dengan pengacara terkenal.” kata si wanita yang baru masuk ini.
“Apa?” reporter Choi kaget.
“Kamu mau berganti pasangan?”
“Maaf, Ketua Tim Lee!” teriak Choi
“Kamu akan menuntut? Silakan. Kalau kamu mau membuat Direktur Mo terkesan, setidaknya berinvestasilah dengan gaji tahunanmu. Jangan meminjam perhiasan desainer bekas. Itu sungguh murahan.”
Reporter Choi segera meninggalkan mereka dengan marah.
“Ketua Tim Lee. Jangan lagi melakukan wawancara murahan.” kata pria muda ini.
“Maafkan aku.” jawab si wanita yang adalah ketua tim Lee ini.
Si pria berdiri. Ia melihat Ketua Tim Lee, “Kalung yang bagus.” katanya setelah menatap kalung yang melingkar di leher Ketua Tim Lee. Pria ini adalah Mo Wan-joon, Pewaris Kedua MC Grup.
***
Di sebuah dermaga, di atas kapal pesiar, di salah satu kamarnya, seorang ahjumma nampak bangun dari ranjang. Ia hanya menutup tubuhnya dengan kain selimut. Nampak bahwa ia habis ik uk. Ahjumma ini adalah Ha Young-seo, Istri Kedua Pimpinan MC Grup. Ahjumma ini turun dari ranjang. Sambil duduk, ia mengambil jam tangan yang ada di meja. Saat itulah, ia melihat ponsel, dalam posisi berdiri. Sepertinya digunakan untuk merekam.
“Sayang.” tiba-tiba ada panggilan laki-laki.
Agak kaget wanita ini menjawab, “Ya?”
“Kamu mau air?”
“Tentu.”
Si pria itu datang. Ia bertelanjang dada. Wanita ini menghampiri, “Arloji yang sangat indah.” katanya seraya menunjukkan jam tangan yang tadi diambilnya.
“Ini? Ini hadiah.” kata si pria.
“Benarkah?”
Ha Young-Seo meminum air yang dibawa pria ini, “Tunggu sebentar.” katanya kemudian sambil menelepon.
“Ini aku. Aku akan sedikit terlambat ke pertemuannya. Angin di sungai sangat enak. Aku mau tinggal sebentar.”
“Kamu dengar itu? Apa yang ada dalam jadwalnya hari ini?” kata ahjumma yang tadi di awal sudah ada. Ahjumma yang mimpin TOP.
“Seharusnya sekarang dia bersama teman-temannya.” jawab staf-nya.
“Angin sungai?” kata ahjumma ini sambil berpikir. Kemudian, “Periksa semua kapal pesiar di Sungai Han.”
“Baik.”
“Ini dua jam yang lalu di tepi sungai.”
Terlihat gambar Ha Young-Seo bersama pria muda.
“Periksa identitas pria itu.”
“Baik. Sedang mencocokan sekarang.”
“Hubungi aku.” kata si ahjumma seraya pergi dari situ.
“Baik.”
Rupanya si ahjumma bermaksud mendatangi tempat Ha Young Seo berada.
“Ada catatan kriminal?” tanyanya sembari mengemudi.
“Kim In-ho, dua tuduhan kekerasan. Dia juga punya banyak utang. Kartu kreditnya dibekukan karena kredit yang buruk dan dia menyetir sambil mabuk.” jawab stafnya lewat telepon.
“Baik.”
“Bersulang.”
Terdengar pintu kamar diketuk.
“Siapa itu?” tanya si pria pada Young Seo.
“Tidak apa-apa. Buka pintunya.”
Ternyata si ahjumma pimpinan TOP diikuti 2 pria.
“Siapa kamu? Siapa kalian? Sayang.” pria ini panik.
“Ponselnya.” kata Young Seo
“Ponselku?”
Tiba-tiba ia ditelikung.
“Apa yang kamu lakukan?Katakan.”
“Aku akan melapor kepada polisi. Sayang. Kamu salah. Ini kesalahpahaman. Aku akan menjelaskan semuanya. Kamu tahu betapa aku mencintaimu.” teriak si pria.
“Kamu bisa mencintai gadis yang memberimu arloji itu. Singkirkan dia.”
“Kamu tidak bisa keluar batas lagi.”
“Aku hanya keluar untuk menikmati angin sungai. Kenapa kamu begitu tegang?” jawab Young Seo.
“Ini bukan permintaan.” kata ahjumma TOP.
Risiko pemilik. Anggota keluarga kaya bertingkah dan seperti bom waktu yang berdetak. Tapi, yang kita ketahui adalah puncak dari gunung esnya. Kisah keluarga yang berkuasa dirahasiakan. Itu karena orang seperti ini ada. Sebuah keluarga yang memiliki segalanya, bahkan memiliki tim keamanan tingakat dewa.
- Yoon Sang-won, Ketua Tim Legal, Mantan Jaksa
- Lee Kyung-ah, Ketua Pencipta Citra, Mantan Jurnalis.
- Kwon Jun-hyuk, Kepala Pengawal, Mantan Pasukan Khusus.
- Hwangbo Joo-young, Kepala Intelijen, Mantan Peretas
Ini adalah tim TOP. Tim yang bertugas meminimalkan risiko pemilik MC Grup.
“Kerja bagus, semuanya. Mari mengakhirinya dan pulang.”
Ini pemimpin mereka, Han Je–kook, seorang mantan hakim. Yang sudah nonton Designated Survivor: 60 Days, pasti tahu ahjumma ini.
***
Beberapa mobil masuk ke sebuah halaman rumah. Halaman ini sngat luas sekali. Mobil-mobil ini berhenti di depan rumah di mana sudah disambut oleh banyak pelayan. Sebagian membukakan pintu mobil. Keluar dari mobil-mobil itu orang-orang tadi. Mo Wan Soo, Mo Seo Jin, Mo Wan Joon, dan Ha Young Seo.
“Halo, aku pulang.” kata Mo Wan Soo.
“Jangan minum-minum terlalu banyak.” kata Young Seo
“Kamu terlambat.” Wan Soo menepuk pundak Wan Joon yang tampaknya ga senang.
“Hei. Hai, Nak.” kata Wan Soo sambil merangkul si bungsu Mo Seo Jin. Mereka masuk ke rumah besar mereka.
Selama dia ada, kastel mereka tidak akan pernah runtuh.
Notes :
Mau nulis kesan lagi sudah saya tulis di sini. Jadi saya cuma komentar untuk episode perkenalan ini. Ceritanya memang tentang keluarga kaya raya. Mereka memiliki tim khusus yang menangangi segala resiko yang timbul karena ulah anggota keluarganya. Sebuah genre drama yang baru kali ini saya tonton. Lewat MBN lagi. Baru kali ini juga nonton drama MBN. Kalau menurut saya, drama ini cukup menarik untuk diikuti. Semoga saya bisa tuntas menuliskan sinopsisnya di sini.
Bersambung ke Sinopsis Drama Korea Graceful Family Episode 1 Part 2.