Sinopsis Drama Korea 18 Again Episode 4

Di masa lalu, saat SMA Aerin mengaku menyukai Dae-young, namun di saat itu, Dae-young menolka mengatakan bola basket itu penting dan Aerin menerima keputusannya. Dae-young yang bersemangat berkencan dengan murid pindahan yaitu Da-jung.

 

Aerin mulai kesal berusaha untuk menindas Da-jung namun Dajung mampu melawan yang membuat Aerin dan kedua temannya kewalahan. Saat pulang sekolah Dajung melihat Aerin di tindas oleh siswa lina sehingga Dajung membantu Aerin kabur. Sejak saat itu mereka memulia persahabatan mereka.

 

Selanjutnya Aerin mengetahui kehamilan Dajung sehingga mengubur keinginannya pada Dae-young. 11 tahun berikutnya pertemuan alumni, Aerin kembali dengan penampilan berbeda dan sukses dan dia sangat menantikan penampilan pemuda yang mereka cintai saat itu Dae-young namun mereka terkejut Dae-young tidak tampan seperti dulu.

 

Waktu sekarang, Guru Il-kwon memarahi Jasung dan Jiho yang berkelahi. Usai itu, Il-kwon yang nampaknya memiliki sifat jelek menghubungi ayah Jasung mengenai perilaku Jasung.

 

Di kantor, Director melihat komentar kritik dan menginstruksikan menghilangkan rasa manis selama percobaan kerja Dajung. Dajung mengirim pesan menanyakan kepada Shi-ah apakah dia baik-baik saja, dan Shi-woo masih mengatakan hal-hal buruk di sekitarnya, namun meyakinkannya baik-baik saja.

 

Malam itu, Dajung diinstruksikan menghadiri makan mala mendadak. Ini karena pesta makan malam yang disiapkan untuk merekam video yang memberikan imbalan terhadap pemain yang menyiram air.

 

Dajung menanggapi dengan bijaksana dalam video yang mungkin menjadi kontroversi lain jika dia melakukan sesuatu yang salah, dan saat penyiar lebih muda dibuat bingung oleh director dan sutradara, mereka mengirimnya lebih dulu, dann justru menunjukkan suasana.

 

Jadi pada saat director meminta wawancara dengan Yoo-mi, dia menerima permintaan itu, mengatakan dia akan menerimnya dari Dajung. Ji-hoon yang menunggu hingga pesta makan malam selesai, berkata kepada Dajung.

 

Usai melihat Dajung kembali ke rumah, seorang pemabuk melakukan pelecehan seksual terhadap Dajung. Dae-young (tubuhnya kembali ke 18 tahun dan menggunakan nama Woo-young) melihat ini menolong Dajung.

 

Kemudian Woo-young/Dae-young mengantar Dajung ke rumahnya. Saat Dajung ke dalam rumah, dia merasa berat ketika melihat sertifikat pensiun Dae-young.

 

Esok hari, Dajung diwawancarai dengan Ji-hoon seperti yang dijanjikan. Selama wawancara, bola terbang ke arah Dajung, namun Ji-hoon menangkapnya dan juga mengisyaratkan wawancara jackpot lain.

 

Di lapangan sekolah, Shi-ah pingsan selama olahraga, dan Woo-young/Dae-young mengatakan bahwa rumah sakit di depan sekolah lebih dekat dari pada menghubungi 119. Dia berlari menggendongnya dan Ji-ho memperhatikan ini yang nampaknya cemburu.

 

Di rumah sakit Woo-young/Dae-young mengatakan bahwa Shi-ah terlambat karena dia sakit, Deok-jin bergegas mengunjungi rumah sakit setelah mendnegar suara guru Hye-in.

 

Dajung yang terlambat lari mengetahui bahwa Woo-young/Dae-young menggendongnya dan membuat lelucoan terhadap Deok-jin. Dajung khawatir mengenai Dae-young, yang pensiun untuk menyampaikan berita bahwa Shi-ah sakit, namun dia membuat panggilan telepon namun Dae-young yang tahu bahwa Shi-ah baik-baik saja, disalahpahami oleh Dajung yang menganggap Dae-young tidak perhatian.

 

Dajung mengatakan “Kamu tidak ada saat kami membutuhkanmu. Jangan khawatir mengenai itu. Karena kami tidak membutuhkanmu sekarang”.

 

Namun segera usai itu, dia terkejut mendengar isi hati Ji-ho yang datang mengunjungi dia. Shi-ah mengatakan kepada Ji-ho bahwa Shi-ah menderita karena Ibunya mengalami pergelangan kaki sebab dirinya dan saat Ji-ho bertanya mengapa dia hanya membenci ayahnya. Shi-ah mengatakan “ayahku tidak ada saat kami membutuhkannya”.

 

Selanjutnya Shi-ah mengatakan “Aku pikir itu karena aku yang lahir karena kesalahan setiap kali Ibu dan ayah ku bertengkar, namun bagaimanapun juga, melihat perceraian itu karena aku, aku menyesal dan sulit”. Woo-young/Dae-young mendengar ini dan dia merasa bersalah terhadap anak-anaknya.

 

Di saat itu Woo-young/Dae-young sedang mengembara di jalan dia menerima pesan dari Dajung mengenai persidangan perceraian besok. Di persidangan seketika, bukan Dae-young namun yang datang adalah Woo-young/Dae-young yang muncul dipengadilan untuk mediasi perceraian dan Woo-young/Dae-young mengatakan “aku datang” yang membangkitkan ketegangan dan rasa ingin tahu.