Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

Kali ini kita sudah sampai di Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1.

“Astaga. Bukankah itu Pimpinan Song?” kata si Mak dari mobil saat ia melihat siapa yang keluar dari kantor suaminya.

“Astaga! Bukankah dia pekerja paruh waktu di toko kue yang arogan itu?” kata si Mak lagi. Kali ini, dia melihat Tae Pung. Mak keluar dari mobilnya dan menjumpai suami dan anaknya, setelah melihat mereka pergi.

“Sayang! Dae Ryook!

“Halo, Bu Oh.” kata Pak Yang yang masih di situ.

“Halo. Halo, Pak Yang dan Sekretaris Hong. Senang berjumpa dengan kalian.”

Pak Wang menganggukakan kepala pada kedua staf itu. Mereka kemudian masuk ke kantor. Tinggallah mereka bertiga di luar.

“Aku tidak menduga akan melihatmu di sini.” kata Pak Wang.

“Itu tadi Pimpinan Song, bukan?” tanya emak.

“Ya, ada apa?”

“Tapi kenapa Pimpinan Song naik mobil bersama pekerja paruh waktu toko kue?” Mak heran.

“Apa maksudmu? Pekerja paruh waktu toko kue apa?” Pak Wang tidak mengerti.

“Pria yang naik mobil bersama Pak Song bekerja di toko kue. Dia bekerja di toko kue Pak Kang.” si Mak menjelaskan.

“Aku tidak paham maksudmu. Kenapa cucu Pak Song bekerja di sana?” suaminya agak tersenyum.

“Apa? Dia cucu Pimpinan Song? Itu tidak masuk akal. Tidak. Aku yakin itu dia. Dia bekerja di toko kue Pak Kang.” si Mak nyerocos, “Dae Ryook. Kamu tahu ibu tidak berbohong. Ibu tidak salah orang. Bukankah dia pekerja paruh waktu yang bekerja di toko kue?” tanyanya pada Dae Ryook.

Pak Wang jadi menoleh ke anaknya, “Ibu benar.” jawab Dae Ryook.

Giliran Pak Wang yang kaget, “Apa?”

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

“Itu aneh. Kenapa cucu Pak Song bekerja di sana? Itu toko kue yang amat kecil.” kata si mak setelah mereka duduk bertiga di ruangan Pak Wang.

“Jangan meributkannya. Itu bukan persoalan besar.” kata Pak Wang.

“Tapi itu terlalu aneh. Dia sering ke rumah Pak Kang dan menonton film dengan Do Ran juga. Kurasa itu karena dia cucu Pimpinan Song.”

“Apa?”

“Kamu meminta Pak Kang agar Do Ran dan Dae Ryook rujuk, tapi dia menolak. Kurasa itu karena dia cucu Pimpinan Song. Ini sangat tidak menyenangkan. Sayang. Akankah perusahaan kita bangkrut jika mereka tidak berinvestasi pada kita? Jangan terima investasi mereka. Itu hanya akan melukai harga diri kita.” si Mak ngomong tiyus.

“Apa maksudmu? Kita bukan anak-anak yang bermain rumah-rumahan. Jangan tidak masuk akal begitu.” kata Pak Wang.

Tiba-tiba Dae Ryook berdiri, “Aku harus keluar untuk urusan lain.”

“Baik.”

Ibunya langsung bicara, “Dae Ryook. Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Do Ran mengencani cucu Pimpinan Song, tapi kamu mencampakkan So Young, tiket lotremu. Apa yang akan kamu lakukan kini?”

“Sudah kubilang. Aku akan hidup melajang seumur hidupku.” kata Dae Ryook dan beranjak pergi.

“Astaga…! Dia masih belum sadar. Sudah pasti belum.” omel ibunya.

“Kenapa kamu harus selalu membahasnya setiap kali ada Dae Ryook?” tanya Pak Wang tidak mengerti.

“Karena itu mengesalkan.” jawab si Mak.

“Kenapa kamu kemari? Kamu ada urusan?”

“Aku tidak butuh alasan spesial untuk datang kemari. Aku kemari untuk makan siang denganmu selagi aku di luar.”

“Kamu kira aku ada waktu luang? Aku ada rapat. Pergilah. Aku sibuk menyiapkannya.” kata Pak Wang dan langsung meninggalkan isterinya yang masih ngomel.

Si Mak penasaran, “Ada apa? Pekerja paruh waktu itu cucu Pimpinan Song?”

***

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

Dae Ryook berada di ruang kerjanya. Di tangannya, ada kartu nama “Direktur Lee Tae Pung”. Ia ingat kejadian saat Tae Pung mengantar Do Ran pulang, saat mereka menonton film bareng. Akhirnya, setelah berpikir, dia keluar. Di memutuskan untuk menemui Tae Pung.

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

“Kenapa kamu mau menemuiku?” tanya Tae Pung.

“Untuk menanyakan sesuatu. Kamu cucu Pimpinan Song dan direktur perusahaan investasi. Kenapa kamu bekerja paruh waktu di toko kue? Apa ada alasan khusus?”

“Kenapa kamu penasaran soal itu? Ini pribadi.” jawab Tae Pung sambil senyum.

“Maaf menanyakan ini, tapi apa kamu menyukai Do Ran?”

“Ya. Aku menyukai Do Ran. Itulah alasan aku bekerja di sana.” jawab Tae Pung cepat.

“Do Ran adalah istriku.” Dae Ryook agak meninggi.

“Istri? Tidak. Kalian sudah bercerai.”

“Kami tidak bercerai selamanya. Kami hanya berpisah demi kebaikan masing-masing…”

“Pak Wang. Kurasa kamu salah. Kalian memang bercerai. Do Ran juga sudah melupakanmu.”

“Lantas, kamu yang salah. Hubunganku dan Do Ran belum berakhir. Kamu pasti tahu, tapi kami dipaksa bercerai karena masalah ayahnya. Karena kini namanya sudah dibersihkan, kami akan rujuk. Jadi…” Dae Ryook makin meninggi nada suaranya.

“Pak Wang! Aku tidak paham kenapa aku harus mendengarkan ini. Aku juga tidak paham kenapa kamu mengungkit ini padahal kalian sudah bercerai. Aku pergi dahulu!” kata Tae Pung yang segera bangkit dan meninggalkan Dae Ryook.

***

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

“Lepaskan aku!” teriak Soo Jung, yang dijambak rambutnya oleh Da Ya.

“Beraninya kamu menggoda suamiku! Beraninya kamu meninggikan suaramu di hadapanku!” teriak Da Ya.

“Itu tidak merugikanmu. Aku tidak meminta uang atau bercerai. Kenapa kamu ribut denganku?”

Da Ya makin sewot, “Kamu tidak bisa dipercaya. Betapa tidak tahu malu.”

Tangan Da Ya bergerak untuk menampar, tapi dipegang oleh Soo Jung, “Lepaskan! Astaga.”

“Bagaimana denganmu? Kamu membuat suamimu kesepian dan muak denganmu. Aku baru saja makan dan menonton film dengannya. Itu saja. Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku!” teriak Soo Jung sambil mengibaskan tangan Da Ya.

Da Ya memandang tidak percaya, “Apa? Astaga. Aku akan membunuhmu. Kemari!!”

Dua wanita itu langsung jambak-jambak an. Tapi kayaknya Da Ya kalah tenaga, buktinya baru beberapa kali saja dia sudah jatuh dan dipukuli pakai tas oleh Soo Jung. Untungnya … Do Ran yang mengikuti mereka datang. Ia melerai perkelahian itu.

“Tunggu, berhenti! Astaga!” teriak Do Ran.

“Da Ya.”

“Kak. Kakak iparku di sini…” kata Da Ya yang mewek.

“Apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu memukulinya seperti ini? Memangnya kamu preman?” tanya Do Ran setengah teriak.

“Melihat bagaimana dia memanggilmu, kamu pasti kakak iparnya, tapi kamu tetap harus bicara dengan sopan. Aku tidak memukulinya. Dia yang datang dan memukuliku dahulu.” jawab Soo Jung tanpa dosa.

“Karena aku punya alasan. Kamu merayu suamiku. Kamu tukang selingkuh.” teriak Da Ya.

“Benarkah itu?” tanya Do Ran.

“Ya. Wanita jalang itu menggoda suamiku. Mereka berfoto bersama di stan berfoto. Apa lagi yang kalian lakukan bersama? Mengakulah.”

Soo Jung tidak menjawab, dan bermaksud akan pergi dari situ. Tapi Do Ran berhasil menangkap dan menelikungnya.

“Astaga, apa yang kamu lakukan?” teriak Soo Jung agak kesakitan.

“Kamu kira kamu mau ke mana? Kamu berfoto dengan suami orang lain, jadi, sudah sewajarnya kamu meminta maaf dan tidak akan melakukannya lagi.” kata Do Ran tegas.

“Apa maksudmu? Yang benar saja.” jawab Soo Jung.

Do Ran mengetatkan telikungannya, “Kamu kira ini lucu? Minta maaflah sekarang. Tidak bisa begini. Berapa nomor telepon orang tuamu? Orang tuamu harus tahu apa yang kamu lakukan terhadap suami orang lain. Kamu tidak mau memberitahuku? Di mana ponselmu?”

Soo Jung merasa kesakitan, “Baik. Aku tidak akan melakukannya lagi.”

“Ucapkan dengan sopan. “Aku tidak akan mengencani suami orang lain lagi.” teriak Do Ran

“Aku tidak akan mengencani suami orang lain lagi. Maaf…” kata Soo Jung sambil ngeloyor pergi.

“Pergilah sekarang.” Do Ran melepaskan pegangannya. Soo Jung berlari pergi.

Da Ya yang sedari tadi memandang bagaimana Do Ran beraksi, mendekati kakak ipar yang dulu tidak diakui, bahkan dibencinya. Dulu ia tidak pernah memanggil “Kak”.

“Kak…. Kak…” Da Ya menghambur memeluk Do Ran sambil menangis.

“Kamu baik-baik saja?” kata Do Ran.

“Kenapa Kakak amat andal berkelahi?” tanya Da Ya di sela tangisannya.

Do Ran jadi heran, kenapa malah itu yang ditanyakan. Keliatan sekarang sikap kekanak-kanakan Da Ya

“Kakak selalu seandal ini? Kakak keren sekali.”

***

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

“Baiklah, mari bercerai. Aku bisa menoleransi semuanya selain perselingkuhan.” kata Da Ya marah setelah ia dengan Do Ran bertemu Yi Ryook.

“Aku tidak pernah meminta perceraian. Kakak dengar dia? Dia yang langsung membahasnya. Dia tidak pernah memberiku kebebasan. Dia menyesakkanku.” teriak Yi Ryook.

“Maksudmu, kamu merasa hebat dengan berselingkuh darinya?” tanya Do Ran.

“Bukan itu maksudku.”

“Serta kenapa kamu pengecut sekali? Kamu beralasan seolah-olah kamu berselingkuh darinya karena dia yang salah dan dia membuatmu sesak. Itu pengecut.”

“Bukan itu maksudku.”

“Alasan apa lagi kali ini? Kamu menikahinya, jadi, jangan menghancurkan kepercayaannya. Pikirkan kebalikannya. Bagaimana jika Da Ya mengencani orang lain dan bilang itu hanya cinta platonis? Akankah kamu senang?” desak Do Ran, “Lupakan saja. Da Ya, tidak bisa begini. Pulanglah dan beri tahu semuanya.” kata Do Ran sambil mengajak Da Ya pergi.

Yi Ryook langsung mencegah, “Tidak perlu… Maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi.” katanya.

“Kamu yakin? Kamu akan mengakhiri hubunganmu dengannya agar Da Ya tidak perlu mengkhawatirkannya?” tanya Do Ran.

“Dari awal juga tidak ada yang perlu diakhiri dengannya. Da Ya, percayalah kepadaku sekali lagi. Aku tidak akan menghancurkan hatimu lagi.” Yi Ryook tampak menyesali. Lalu, ia seperti ingat sesuatu, “Benar juga. Aku akan kedatangan pelanggan kelompok hari ini. Aku sebaiknya pergi dahulu. Da Ya, sampai jumpa di rumah. Sampai jumpa, Do Ran. Itu tadi bisa berakhir buruk.”

Yi Ryook pergi dari situ.

“Aku amat membencinya. Jika bisa, aku mau menceraikannya.”

“Da Ya. Tapi kamu mencintainya. Percayalah kepadanya sekali lagi.” kata Do Ran.

Da Ya menangis, “Kak…”

Sinopsis Drama Korea My Only One Episode 105-106 Part 1

“Begini… Terima kasih sudah membelaku hari ini.” kata Da Ya.

“Tidak perlu sungkan. Jaga dirimu. Sampai jumpa.” Do Ran bermaksud hendak pergi.

“Kak. Aku tidak sempat meminta maaf dengan baik waktu itu. Maaf atas segalanya. Kukira Pak Kang membunuh ayahku. Aku sangat marah sehingga aku bertindak keterlaluan. Kak….  Maaf. Aku sungguh minta maaf.” kata Da Ya sambil membungkukkan tubuhnya.

Do Ran senyum bahagia, “Terima kasih. Aku akan melakukan hal yang sama jika menjadi dirimu. Kamu pasti amat benci kehidupanmu yang tanpa ayah. Memikirkan ayahmu yang meninggal seperti itu pasti menghancurkan hatimu juga. Aku memahamimu. Begitu pula dengan ayahku.”

“Kak…” Da Ya mulai menangis.

“Baiklah kalau begitu. Jaga dirimu.”

Tanpa menanti jawaban, Do Ran pergi dari situ. Da Ya memandangnya dengan sedih, “Kak…”