Sinopsis Drama Korea Person Who Gives Happines Episode 3-4

Kita lanjut sekarang dengan Sinopsis Drama Korea Person Who Gives Happines Episode 3-4. Ceritanya tentang kehidupan Eun Hee dan Eun Ha yang sudah berubah. Keduanya kini harus tinggal di panti asuhan karena ulah Park Bo Ae.

 

Eun Hee dan Eun Ah tidur di panti asuhan. Dalam hati, Park Bo Ae mengaku ia telah membuat anak orang lain menangis demi menghidupi anaknya. Suk Jin bangun dan merasa senang dengan rumah barunya. Ia bertanya pada sang ibu, di mana Eun Hee dan Eun Ah. Park Bo Ae meminta Suk Jin tak lagi membicarakan soal mereka karena tak ada hubungannya dengan mereka.

 

Pemilik panti mengatakan bahwa ada pasangan yang ingin mengadopsi Eun Ah, Eun Hee menangis karena tak ingin berpisah dari adiknya. Park Bo Ae meyakinkan Eun Hee dengan berkata bahwa itu bisa membuat Eun Ah lebih bahagia. Selain itu, Eun Ah juga bisa menjalani operasi mata jika diadopsi.

 

Malamnya, saat menemani Eun Ah tidur, Eun Hee berpesan bahwa adiknya harus bahagia dan dioperasi. Keesokan harinya, Eun Hee membelikan es krim untuk Eun Ah.

 

Sebenarnya Eun Ah tidak ingin pergi tapi Eun Hee berkata bahwa En Ah selalu membuatnya kesal dan tak nyaman jika terus hidup bersama. Eun Hee berlari menemui Myung Sun dan menangis. Eun Ah akhirnya dibawa oleh orangtua asuhnya. Sebelum pergi, ia berpelukan dengan Eun Hee untuk yang terakhir kalinya.

 

Myung Sun memberikan nomor telepon keluarga Eun Ah yang baru. Eun Hee segera meneleponnya dan kebetulan Eun Ah yang mengangkat telepon. Namun Eun Ah hanya menangis dan berkata bahwa ia sangat ketakutan tinggal di rumah itu, “Selamatkan aku, Kak,” kata Eun Ah sebelum sambungan telpon terputus.

 

Eun Hee langsung panik mengetahui adiknya tak bisa dihubungi lagi, ia berkata pada Myung Sun bahwa harus menyelamatkan Eun Ah. Myung Sun tak mengerti akhirnya Eun Hee menjelaskan Eun Ah menangis. Eun Hee memutuskan untuk pergi dari panti asuhan dan menemui adiknya.

 

Ia berhasil menemukan rumah yang ditinggali Eun Ha setelah bertanya dengan orang-orang. Sayangnya, Eun Hee melihat mobil pemadam kebakaran dan ia syok mengetahui rumah adiknya kebakaran. Saat bangun, Eun Hee meneriakkan nama Eun Ha namun sang adik belum ditemukan. Eun Hee menyalahkan ayahnya atas apa yang terjadi. Ia menangis dan memutuskan untuk tak lagi menunggu ayahnya yang tak kunjung datang.

 

Park Bo Ae menyemangati Eun Hee yang kini merasa bahwa satu-satunya keluarga hanya Park Bo Ae.

 

Tahun 2010

 

Kini Eun Hee sudah dewasa, ia menjadi koki dan ahli gizi di panti asuhan tersebut. Suk Jin, anak Park Bo Ae, kini menjadi pegawai kantoran. Teman-teman Suk Jin menduga bahwa Eun Hee menyukainya karena setiap hari selalu membawakan makanan. Eun Hee menelepon Suk Jin yang mengaku sakit saat berangkat ke kantor. Ia berkata membuatkan bubur untuknya dan ibunya juga seperti biasanya.

 

Sementara itu, sebuah artikel memberitakan Kim Ja Yung mantan artis cilik pensiun. Rupanya Kim Ja Yung adalah teman sekelas Suk Jin, ia langsung bertanya untuk memastikan kabar. Rupanya, Kim Ja Yung tengah hamil tua dan berkata bahwa pensiun tidak ada hubungannya dengan Suk Jin. Ia juga meminta agar Suk Jin tak menghubunginya lagi.

 

Hong Sera, ibu Kim Ja Yung marah pada Park Bo Ae karena telah menghancurkan kehidupan anaknya. Park Bo Ae bersikeras bahwa yang memalukan adalah Kim Ja Yung.

 

Eun Hee datang ke rumah Park Bo Ae untuk mengantar bubur. Di sana ia melihat Suk Jin sedang sedih tapi ia tak ingin mengganggu.

 

Hong Sera melihat Ja Kyung tengah kesakitan, akhirnya Kim Ja Kyung melahirkan seorang bayi dibantu oleh bidan.

 

Di rumah Park Bo Ae, Eun Hee memberikan hasil kerja kerasnya. Ia berterima kasih karena selama ini Park Bo Ae tidak pergi meninggalkannya. Saat pulang, Eun Hee terkejut mendengar suara bayi dalam kardus. Ia memanggil Park Bo Ae dan membawa bayi itu masuk. Park Bo Ae tahu bahwa ini adalah kelakuan Hong Sera. Ia meminta Eun Hee membawanya ke panti karena tak ingin melihatnya. Kemudian Eun Hee berkata “Kami dua jiwa yang ditinggalkan, bertemu untuk pertama kalinya. Ha Yoon, anakku.”