Seperti nostalgia, Dae-young berakhir di sekolah menengah lamanya, setelah berjalan. Dia melihat fotonya di kotak piala, lalu bayangannya, dan bertanya-tanya apa yang terjadi padanya. Dia masuk ke gym di mana jaring bola basket tampak seperti mengejeknya. Jadi dia mengambil bola basket dan untuk sesaat, dia menjadi dirinya yang dulu lagi.
Dia pernah meminta Da-jung untuk mengabulkan keinginannya jika dia berhasil memasukkan bola dari garis tengah. Saat dia meluncurkan bola, dia berteriak, “Jung Da-jung, pergilah denganku!” Mereka berdua menyaksikan bola jatuh dengan sempurna, masuk.
Dae-young (tua) mencoba lagi puluhan kali, tetapi dia tidak dapat melakukannya lagi. Dia menundukkan kepalanya di atas bola terakhir dan membuat permintaan, dan saat dia menembak, dia berkata, “Hong Dae-young, ayo kembali.” Bola membubung di udara… lalu tiba-tiba kilat menyambar dan listrik padam, dan dia tidak melihat apakah dia berhasil melakukan tembakan atau tidak.
Dia diusir oleh penjaga lapangan, jadi dia berjalan tak tentu arah lagi. Kali ini sampai ke toko serba ada untuk beberapa cangkir ramyun dan bir. Ketika dia pergi ke konter dan karyawan tersebut meminta untuk melihat ID-nya, dia terkejut menemukan putrinya sendiri bekerja di belakang konter.
Dia mulai berteriak bahwa dia harus belajar, tapi Shi-ah bertanya siapa dia … dia tidak tahu bahwa dia tidak lagi terlihat seperti dirinya sendiri, tapi sekarang mendiami tubuhnya yang lebih muda, berusia 18 tahun. Dia membuat keributan besar atas Shi-ah memiliki pekerjaan, dan menjadi lebih marah ketika Shi-ah bertindak seperti dia tidak mengenalnya.
Akhirnya dia melihat bayangannya di jendela dan ketakutan, dan begitu dia berlari keluar, Shi-ah mengunci pintu sementara pelanggan memanggil polisi. Dia menampar dirinya sendiri, tetapi menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi, jadi dia menggeram pada Shi-ah bahwa dia akan kembali ketika dia memperbaiki seluruh situasi wajah ini. Haha..