sinopsis drama Korea, film, dan pernak-pernik

Unik & Aneh

Museum Genosida Tuol Sleng, Phnom Penh, Kamboja

Museum Genosida Tuol Sleng adalah sebuah museum yang terletak di kota Phnom Penh, Kamboja. Tempat ini merupakan sebuah Kamp Konsentrasi yang dibangun oleh Pol Pot, pada masa rezim Komunis Khmer Merah berkuasa di Kamboja, pada saat itu dari tahun 1975-1979. Kamp ini dibangun untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham Khmer Merah. Nama Tuol Sleng merupakan bahasa Khmer yang berarti “Bukit Pohon Beracun”.
Tempat ini dulunya adalah sebuah Sekolah Menengah Atas sebelum kemudian dialih fungsikan menjadi penjara keamanan 21. Museum Genosida Tuol Sleng digunakan untuk menyiksa dan membunuh tahanan. Tahanan dipaksa untuk menunjuk teman atau keluarga yang akan mendapat siksaan berikutnya. Di atas itu semua, orang-orang dipaksa oleh para pemimpin Khmer Merah untuk mengakui kejahatan yang tidak pernah mereka lakukan.
Kehidupan di sel itu memang mengerikan. Tiba di sel dalam kamp konsentrasi itu, para tahanan difoto dan diwajibkan untuk memberikan riwayat hidup mereka secara rinci. Mulai dengan masa kecil mereka, kehidupan selanjutnya, dan terakhir dengan penangkapan mereka. Kemudian mereka dipaksa untuk membuka pakaian mereka, dan harta benda mereka disita. Para tahanan ini kemudian dibawa ke sel mereka.

Museum Genosida Tuol Sleng, Phnom Penh, Kamboja
img from Wikipedia

Mereka dibawa ke sel yang lebih kecil dengan ukuran 10×16 yang disekat dengan dinding beton. Mereka ditahan di sel massal besar secara bersama yang terikat dengan potongan panjang batang besi. Para tahanan tidur dengan kepala di arah yang berlawanan. Mereka tidur di lantai tanpa tikar, kelambu, atau selimut. Mereka juga dilarang berbicara satu sama lain.

Museum Genosida Tuol Sleng, Phnom Penh, Kamboja

Museum Genosida Tuol Sleng, Phnom Penh, Kamboja
Tengkorak manusia korban Pol Pot (img from Wikipedia)

Hari-hari mereka di penjara, dimulai pada pukul 4:30 pagi ketika tahanan diperintahkan untuk membuka pakaian mereka untuk diperiksa. Para penjaga lalu memeriksa untuk melihat apakah jeratan itu longgar. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui apakah tahanan memiliki benda tersembunyi yang mereka bisa gunakan untuk melakukan bunuh diri. Para tahanan mendapatkan makan satu mangkuk kecil bubur nasi dan sup encer dua kali sehari. Minum tanpa meminta izin penjaga, hanya akan membuat mereka dipukuli dan disiksa.

Share on:

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.